Gerakan Konsumen Indonesia
The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing. (Kejahatan hanya bisa terjadi ketika orang baik tidak berbuat apa-apa). ---Edmund Burke

Jangan Banyak Pake Produk Kemasan Plastik

*Selamatkan Lingkungan dengan Cara Sederhana

SEJAK beberapa tahun terakhir, Youngsters pasti kerap melihat berita di berbagai media massa tentang bencana alam yang silih berganti menggempur berbagai belahan bumi. Baik itu banjir, tanah longsor, kekeringan, badai, dan sebagainya.
Selain pengaruh perubahan iklim, kekerasan yang dilakukan manusia terhadap alam baik itu penggundulan hutan, pencemaran laut dan sungai, ataupun polusi udara juga memberikan andil terhadap kerusakan bumi.
Sebagai generasi muda, Youngsters pastinya nggak mau kan hanya berpangku tangan menyikapi kerusakan bumi serta perubahan iklim yang terjadi belakangan ini? Karena sebenarnya, ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk ikut menahan perubahan iklim yang sedang terjadi saat ini.
Misalnya aja dengan ikut mencegah kenaikan suhu permukaan bumi akibat efek rumah kaca. Yakni dengan mengurangi carbon foot-print masing-masing pribadi. Sebut aja dengan hemat air, hemat listrik, mengurangi konsumsi makanan yang pake kemasan plastik dan sebagainya.
Selain itu, Youngsters bisa juga menjadi konsumen hijau dengan selalu menerapkan prinsip reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), dan recycle (mendaur ulang).
"Urutan prinsip konsumen hijau ini nggak bisa diubah. Urutan pertama harus reduce, kemudian reuse, baru terakhir recycle. Prinsip ini bakal dipake saat konsumen mengonsumsi apa pun. Nah, bagi Youngsters yang emang peduli ama lingkungan bisa menerapkan prinsip konsumen hijau ini," jelas Mas Harry Surjadi dari Knight International Journalism Fellow.
Setiap saat, manusia mengonsumsi banyak produk. Orang, sehari tiga kali harus makan dan diselingi camilan. Selain makanan, kita juga butuh sepatu, baju, tas, dan banyak barang-barang lainnya setiap waktu.
Persoalan terbesar yang dihadapi konsumen hijau adalah kemasan plastik. Misalnya tas kresek, kemasan botol air, kemasan mi instan, pembungkus makanan, dan sebagainya. Walau lumayan praktis, tapi plastik ternyata memberikan dampak lingkungan yang luar biasa.
Itu karena, waktu udah jadi sampah, kemasan plastik nggak bisa membusuk bahkan hingga ratusan tahun. Artinya, kemasan plastik lebih banyak merugikan dibandingkan manfaatnya. Sehingga, penggunaan kemasan plastik harus dikurangi.
Kalaupun terpaksa harus mengonsumsi produk yang menghasilkan sampah terutama plastik, sebisa mungkin mengimbanginya dengan menerapkan reuse atau menggunakan kembali. Misalnya aja dengan menggunakan produk model isi ulang.
Dan kalo nggak bisa dipake ulang, barulah Youngsters harus menerapkan sistem recycle alias mendaur ulang. Itu artinya, produk yang dibeli haruslah dengan bahan yang bisa didaur ulang.
"Jika semua orang termasuk Youngsters mau menjalankan prinsip konsumen hijau dalam kehidupan sehari-hari, itu berarti kamu-kamu udah memberikan sumbangan yang besar bagi lingkungan. Tentunya termasuk menerapkan prinsip efisien dalam penggunaan energi," jelasnya. (*)

Lebih Baik Naik Angkot atau Sepeda
ADA banyak hal yang bisa kita lakukan untuk turut menyematkan bumi dari kerusakan. Sebab, ada banyak hal kecil yang kadang kita sepelekan, ternyata punya kontribusi besar terhadap kerusakan bumi. Padahal, hal kecil itu dilakukan banyak orang.
Lantas, apa yang bisa kita lakukan untuk menyematkan bumi? Ini dia beberapa di antaranya:
  1. Kurangi penggunaan alat listrik yang pake freon seperti AC dan kulkas. Freon bisa menipiskan lapisan ozon yang berfungsi menahan paparan sinar matahari. Pilih juga alat rumah tangga yang ramah lingkungan dan hemat energi. Matikan alat listrik saat nggak dipake.
  2. Budayakan hemat listrik dan air. Semakin banyak listrik dan air yang dipake, semakin besar juga energi yang dibutuhkan sehingga semakin memperbanyak gas rumah kaca yang diemisikan. Hemat juga pemakaian tisu, kertas atau produk lain yang butuh banyak sumber daya alam dalam produksinya. Pake lagi, belakang kertas yang udah dipake.
  3. Jangan buang sampah sembarangan dan budayakan hidup bersih dan peduli lingkungan sekitar. Habiskan selalu makanan biar nggak menumpuk dan jadi sampah.
  4. Kurangi kebiasaan pake kendaraan pribadi saat pergi sekolah. Kalo pake kendaraan pribadi, ajak temen-temen satu jalur untuk berangkat bareng. Bisa juga naik angkutan umum atau mobil antar jemput sekolah. Kalo jarak sekolah dekat, bisa naik sepeda atau bahkan jalan kaki. Nggak cuma hemat, juga bebas polusi kan?
  5. Kurangi jajan makanan atau minuman dengan kemasan plastik. Secara, plastik punya andil besar terhadap kerusakan lingkungan karena nggak bisa didaur ulang dan susah diurai mikroorganisme.
  6. Jadilah konsumen hijau. Melalui konsep reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali) dan recycle (mendaur ulang).
  7. Perluas wawasan tentang lingkungan dengan terlibat langsung dengan organisasi lingkungan hidup. Seperti WALHI, WWF, GreenPeace, dan sebagainya. Bekali diri dengan berbagai pengetahuan tentang lingkungan.
(berbagai sumber)

Kenali Keamanan Plastik dari Simbolnya
DALAM kehidupan sehari-hari, Youngsters pasti sering bersentuhan dengan plastik. Baik itu botol air mineral, botol jus, tempat makanan, dan banyak lagi. Plastik bukan saja menjadi masalah lingkungan karena sulitnya diurai oleh mikroorganisme, tapi juga bisa membahayakan kesehatan lho.
Itulah kenapa setiap orang harus selalu meneliti jenis plastik atau bahan yang dipake khususnya jika dipake sebagai wadah makanan atau minuman. Yakni lewat simbol yang tertera pada wadah plastik.
Nah, biar Youngsters nggak salah pilih bahan plastik, gimana kalo kita mengenali simbol plastik berikut tingkat keamanannya?
  1. Simbol PETE atau PET (polyethylene terephthalate) biasa dipakai untuk botol plastik yang jernih atau transparan atau tembus pandang. Misalnya aja, botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya. Botol-botol dengan bahan PETE atau PET sebenarnya hanya boleh sekali pake aja. Terlebih kalo tampilan botol ini sudah baret-baret dan punya "umur" yang udah lama. Kalo udah kayak gini, mendingan botol dibuang aja. O ya, jangan pernah menggunakan botol ini untuk tempat air hangat atau bahkan air panas.
  2. Simbol HDPE (high density polyethylene) biasa dipakai untuk botol susu berwarna putih susu. Sama seperti plastik dengan simbol PETE atau PET, HDPE juga direkomendasikan hanya untuk sekali pake.
  3. V atau PVC (polyvinyl chloride) adalah plastik yang paling sulit didaur ulang. Misalnya plastik pada pembungkus (cling wrap), dan botol-botol. Kandungan dari PVC yaitu DEHA pada plastik pembungkus bisa bocor dan masuk ke makanan berminyak saat dipanaskan. Kalo udah gitu, bakal membahayakan kesehatan ginjal dan hati lho. Serem banget kan?
  4. LDPE (low density polyethylene) biasa dipakai sebagai bahan tempat makanan dan botol-botol lembek. Barang-barang dengan kode ini bisa didaur ulang. Atau bisa dibilang tidak dapat di hancurkan tapi tetap oke untuk jadi tempat makanan.
  5. PP (polypropylene) adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik terutama yang berhubungan ama makanan dan minuman. Misalnya aja sebagai tempat menyimpan makanan, sebagai botol minum dan paling penting botol minum bayi alias dot. Bahan dengan simbol ini biasanya transparan yang tidak jernih atau berawan. Nah, kalo kamu pengen beli barang berbahan plastik, pastikan ada simbol yang satu ini.
  6. PS (polystyrene) biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lainnya. Bahan Polystyrene bisa membocorkan bahan styrine ke dalam makanan ketika makanan bersentuhan dengan wadah ini. Dan ngerinya, bahan Styrine berbahaya untuk kesehatan otak dan sistem syaraf. Karena berbahaya, bahan ini harus dihindari pemakaiannya. Bahkan, banyak negara bagian di Amerika sudah melarang pemakaian tempat makanan berbahan styrofoam termasuk China. Selain tempat makanan, styrine juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung. Nah loh!
  7. Other (biasanya polycarbonate) bisa didapatkan di tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga. Polycarbonate bisa mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon. Jadi, hindari bahan plastik Polycarbonate ya.
(berbagai sumber)

Manfaatkan Situs sebagai Sumber Informasi
UNTUK bisa memberikan kontribusi terhadap kelestarian lingkungan, pastinya Youngsters butuh pengetahuan sebagai pendukung. Sebab, berbekal pengetahuan yang cukup, seseorang biasanya akan bisa lebih banyak melakukan hal positif dibandingkan orang dengan pengetahuan terbatas.
Lalu, gimana dong caranya kita mendapatkan banyak pengetahuan tentang lingkungan hidup? Tenang, kali ini Tribun akan membagi sejumlah situs yang menawarkan berbagai informasi tentang lingkungan. Ini dia situs yang bisa jadi referensi informasi kamu:
  1. Ecokids: http://www.ecokids.ca/pub/index.cfm
  2. http://www.care2.com/channels/ecoinfo/kids
  3. http://www.youngreporters.org/
  4. http://www.enviroliteracy.org/article.php?id=221
  5. http://www.silverlf.com/barrick/kidsgarden.htm
  6. http://earthday.wilderness.org/
  7. http://www.sierraclub.bc.ca/education/ed_students/
  8. http://www.enfo.ie/kidslinkpage1.htm
  9. http://kids.niehs.nih.gov/home.htm
  10. http//www.walhi.or.id
  11. http//www.akuinginhijau.wordpress.com
  12. http//www.foei.org.

Source: http://neisha-diva.blogspot.com/
11 Juni 2008
0 comments:

Post a Comment

Selamat Datang

Blog ini diproyeksikan untuk menjadi media informasi dan database gerakan konsumen Indonesia. Feed-back dari para pengunjung blog sangat diharapkan. Terima kasih.

Followers


Labels

Visitors

You Say...

Recent Posts