Belum masuknya aliran listrik ke Dusun Batu Lawang, Desa Sumber Canting, Kecamatan Botolinggo, Bondowoso, Jawa Timur, mendorong warga setempat membuat kincir air untuk mengatasi kebutuhan listrik mereka.
Usaha keras warga itu akhirnya membuahkan hasil setelah kincir air yang dibangun di Sungai Klampokan itu mampu menggerakkan turbin sehingga menerangi sekitar 100 dari 250 rumah di Dusun Batu Lawang, Desa Sumber Canting, yang berjarak sekitar 30 kilometer dari Kota Bondowoso. "Untuk mewujudkan impian tersebut, warga harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 12 juta untuk membeli generator berkekuatan 15.000 KVA," kata Jumali, penggagas kincir air tersebut, Rabu (10/9). "Kami mengerjakan kincir air itu selama dua bulan. Sekarang sudah tahun ketiga warga di dusun ini bisa menikmati siaran televisi dan manfaat barang-barang elektronik lainnya," kata Jumali.
Bagi warga yang menggunakan aliran listrik dikenai biaya perawatan sebesar Rp 10.000 per warga setiap bulannya. Menanggapi kreativitas warganya, Bupati Bondowoao Mashoed yang segera mengakhiri jabatannya sebagai bupati kota tape itu berharap terobosan warga Dusun Batu Lawang, Desa Sumber Canting, Kecamatan Botolinggo, tersebut memotivasi warga Bondowoso lainnya yang hingga kini belum bisa menikmati aliran listrik. Pasalnya, anggaran pemerintah untuk penyediaan listrik di daerah-daerah terpencil seperti dusun tersebut terbatas.
Menurut Mashoed, sebagian warga Bondowoso yang tinggal di daerah terpencil belum bisa menikmati aliran listrik dari PLN sehingga kondisi tersebut ikut memperlambat laju pembangunan warganya untuk bisa mengikuti berbagai perkembangan informasi di daerah lain. "Kerja keras warga Batu Lawang itu bisa dicontoh warga-warga lainnya yang berada di daerah terpencil agar bisa mengikuti berbagai informasi dari daerah lain," katanya. ABI
By: Ignatius Sawabi, dikutip dari www.antara.com
Sumber: www.kompas.com, 10 September 2008
Usaha keras warga itu akhirnya membuahkan hasil setelah kincir air yang dibangun di Sungai Klampokan itu mampu menggerakkan turbin sehingga menerangi sekitar 100 dari 250 rumah di Dusun Batu Lawang, Desa Sumber Canting, yang berjarak sekitar 30 kilometer dari Kota Bondowoso. "Untuk mewujudkan impian tersebut, warga harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 12 juta untuk membeli generator berkekuatan 15.000 KVA," kata Jumali, penggagas kincir air tersebut, Rabu (10/9). "Kami mengerjakan kincir air itu selama dua bulan. Sekarang sudah tahun ketiga warga di dusun ini bisa menikmati siaran televisi dan manfaat barang-barang elektronik lainnya," kata Jumali.
Bagi warga yang menggunakan aliran listrik dikenai biaya perawatan sebesar Rp 10.000 per warga setiap bulannya. Menanggapi kreativitas warganya, Bupati Bondowoao Mashoed yang segera mengakhiri jabatannya sebagai bupati kota tape itu berharap terobosan warga Dusun Batu Lawang, Desa Sumber Canting, Kecamatan Botolinggo, tersebut memotivasi warga Bondowoso lainnya yang hingga kini belum bisa menikmati aliran listrik. Pasalnya, anggaran pemerintah untuk penyediaan listrik di daerah-daerah terpencil seperti dusun tersebut terbatas.
Menurut Mashoed, sebagian warga Bondowoso yang tinggal di daerah terpencil belum bisa menikmati aliran listrik dari PLN sehingga kondisi tersebut ikut memperlambat laju pembangunan warganya untuk bisa mengikuti berbagai perkembangan informasi di daerah lain. "Kerja keras warga Batu Lawang itu bisa dicontoh warga-warga lainnya yang berada di daerah terpencil agar bisa mengikuti berbagai informasi dari daerah lain," katanya. ABI
By: Ignatius Sawabi, dikutip dari www.antara.com
Sumber: www.kompas.com, 10 September 2008
Post a Comment