[ Kamis, 23 Juli 2009 ]
JOGJA - Meningkatnya penjualan kendaraan bermotor -baik roda dua maupun empat- di Jogja berdampak buruk kepada kualitas udara kota budaya itu. Hasil pengukuran yang dilakukan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pemerintah Kota Jogja bekerja sama dengan Jurusan Teknik Lingkungan UII dan Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan ( STTL) menunjukkan turunnya kualitas udara di kota itu.
Pengukuran dilakukan secara rutin empat bulan. Sampelnya ditentukan di sepuluh titik. Pengukuran bukan hanya kadar emisinya, namun juga kecepatan angin, kebisingan, kepekatan debu, kandungan CO2 serta sulfur, ozon, dan timah hitam (Pb).
''Pengukuran dilakukan mulai hari ini (Rabu 22 Juli kemarin, Red) mulai pukul 07.00,'' jelas Bayu Sakti, salah seorang anggota tim. Durasi pengukuran 24 jam dan akan berakhir pukul 07.00 hari ini.
Meski hasil pastinya baru diketahui hari ini, dari data awal, secara umum kualitas udara di Jogja memburuk. ''Kendaraan bermotor semakin banyak, penghijauan semakin sedikit,'' papar Bayu.
Hasil pengkuran itu, menurut Bayu, akan dijadikan acuan dalam menerapkan program ''Langit Biru'' yang tengah dicanangkan Pemkot Jogja. Targetnya ialah memulihkan udara yang sedang ''sakit''. Implementasinya bisa berupa penanaman pohon di pinggir jalan, terutama daerah-daerah yang rawan polusi. ''Jika udara bersih, masyarakat juga akan sehat,'' imbuhnya. (M1/jpnn/ruk)
http://www.jawapos.com/
Post a Comment