Kamis, 23 Juli 2009 | 16:09 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Kemampuan masyarakat berpendapatan rendah untuk mencicil rumah, yang selama ini menjadi sasaran subsidi dalam membeli rumah semakin rendah.
"Banyak dari masyarakat yang jadi target sasaran subsidi ditolak bank karena tidak memenuhi syarat," kata Deputi Bidang Rumah Formal Kemenpera, Zulfi Syarif Koto di Jakarta, Kamis (23/7) dalam diskusi bulanan.
Menurutnya, masih banyak PNS, prajurit TNI/ Polri, termasuk pekerja swasta anggota Jamsostek yang tak dapat digandeng bank karena masih mencicil untuk kebutuhan lain.
Kondisi demikian membuat dana subsidi yang dialokasikan untuk masyarakat dengan penghasilan di bawah Rp2,5 juta untuk rumah bukan bersusun dan Rp4,5 juta untuk rumah susun baru sebagian terserap, paparnya.
Seperti diketahui subsidi disediakan untuk masyarakat dengan penghasilan Rp2,5 juta untuk membeli rumah sederhana sehat dengan harga di bawah Rp55 juta dan masyarakat berpenghasilan di bawah Rp4,5 juta untuk unit Rusunami di bawah Rp144 juta.
Zulfi mengatakan, subsidi yang disediakan pemerintah barulah selisih bunga dengan harapan saat mencicil Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tidak terlalu berat, seharusnya ada pola tambahan subsidi uang muka.
"Kalau sekarang masyarakat diberikan alternatif salah satu saja seandainya menggunakan subsidi untuk selisih bunga tidak bisa lagi memanfaatkan subsidi uang muka, begitu juga sebaliknya," tuturnya.
Menurutnya, harus ada dukungan dari Pemerintah Daerah di antaranya tanah tidak perlu beri tetapi hibah dan sebagainya, ditambah fasilitas subsidi dari institusi seperti YKPP (TNI) dan Bapertarum (PNS).
Sementara itu Kepala Divisi Kredit BTN, Budi Hartono mengatakan kemungkinan kredit macet (non performing loan-NPL) masyarakat sasaran subsidi cukup tinggi terutama pada periode tertentu seperti tahun pelajaran baru, Lebaran dan sebagainya.
"Sehingga kami sangat hati-hati dalam memilih masyarakat yang menjadi sasaran subsidi diantaranya dengan memastikan mereka tidak memiliki hutang-hutang di tempat lain," tuturnya.
BTN melihat penyerapan dana subsidi yang dialokasikan Rp2,5 triliun pada 2009 akan dapat diserap seluruhnya, sehingga rencana pemerintah menambah dana subsidi tahun 2010 Rp3,5 triliun patut mendapat dukungan, jelas Budi.
Sebagai gambaran dana subsidi yang disalurkan setiap tahunnya mengalami kenaikan, bila pada 2008 target Rp4 triliun subsidi, realisasinya mencapai Rp5 triliun lebih, ujarnya.
"Target sekarang tidak muluk-muluk sama dengan tahun 2008 Rp4 triliun, tetapi kami optimis akan lebih besar lagi karena sampai dengan Semester I tahun 2009 sudah mencapai Rp2,6 triliun, sehingga minimal akhir tahun bisa Rp5,2 triliun," ujarnya.
AC
Sumber : Ant
http://properti.kompas.com/read/xml/2009/07/23/16091917/Kemampuan.Masyarakat.Nyicil.Rumah.Makin.Rendah.
Post a Comment