Jumat, 03 Juli 2009 10:45 WIB
LAMPUNG TIMUR--MI: Warga di sejumlah desa di Kabupaten Lampung Timur memanfaatkan sisa kulit kakao sebagai bahan dasar pembuatan pupuk, karena selain menghemat biaya, bahan pupuk dari limbah kakao tersebut juga tidak berbahaya bagi lingkungan.
Pemanfaatan kulit kakao, satu warga, Arman (43), di Desa Negeri Katon, Kecamatan Marga Tiga, Lampung Timur, Jumat(3/7), sudah dilakukan warga lebih dari setahun, sehingga kini warga di Kecamatan Marga Tiga sudah banyak yang memanfaatkan kulit kakao tersebut.
Menurutnya, kalau kulit kakao tidak dimanfaatkan akan semakin menumpuk yang akan memenuhi tempat di pekarangan bahkan akan menimbulkan bau yang tidak sedap.
Dia menambahkan, kulit kakao memang lebih baik dimanfaatkan karena memiliki banyak keuntungan seperti bisa dijadikan pupuk kompos sehingga bisa menghemat biaya pemupukan.
"Awalnya hanya beberapa orang saja yang peduli dengan kulit kakao yang kemudian dijadikan untuk memupuk kembali pohon kakao. Karena pohon kakao yang dipupuk dengan bahan alami itu jadi subur, sehingga banyak warga yang mengikutinya," kata dia.
Ditambahkan Dedi, pembuatan pupuk dari bahan dasar kulit kakao tidak sulit, hanya butuh ketekunan dan pandai memanfaatkan peluang.
Pembuatan pupuk dari kulit kakao, menurutnya, tidak jauh berbeda dengan membuat pupuk kompos lain. Kulit kakao yang ada, dikumpulkan dalam satu lubang tanah, lalu dicampur dedaunan, batang pisang dan jerami yang kemudian ditimbun selama kurang lebih 60 hari.
Agar hasilnya maksimal, timbunan tersebut tidak boleh dibuka selama proses berlangsung, selain itu bisa ditambahkan mikro organisme pengurai atau cacing tanah agar bisa mempercepat penggemburan.
Setelah itu, lubang bisa digali dan kulit kakao akan berubah menjadi gembur. Lalu, pupuk kompos yang sudah jadi, diangkat dari lubang. Selanjutnya pupuk kompos yang kasar disaring supaya menghasilkan pupuk kompos yang halus, maka pupuk siap digunakan.
Pupuk dari bahan dasar kulit kakao bisa menghemat biaya hingga 50 persen, karena unsur hara yang ada hampir mencukupi. Agar unsur hara pupuk kompos dari kulit kakao mencukupi bisa ditambahkan dengan pupuk ZA dan NSP.
Selain menghemat biaya, pupuk dari kulit kakao tersebut sangat ramah lingungan karena tidak mengandung zat asam berlebih, sehingga tidak membuat struktur tanah menjadi keras.
Saat ini warga di Lampung Timur sudah banyak yang memanfaatkan sisa kulit kakao sebagai pupuk terutama daerah sentra pohon kakao diantaranya di Kecamatan Marga Tiga, Melinting, Way Jepara, Purbolinggo, Sekampung dan Batanghari. (Ant/OL-02)
http://www.mediaindonesia.com/read/2009/07/07/83375/126/101/Warga-Manfaatkan-Kulit-Kakao-sebagai-Pupuk
Post a Comment