Gerakan Konsumen Indonesia
The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing. (Kejahatan hanya bisa terjadi ketika orang baik tidak berbuat apa-apa). ---Edmund Burke

Tak Kebagian Raskin, Buka Sahur dengan Tiwul

Jumat, 28 Agustus 2009 | 8:44 WIB

Kediri - Surya- Warga di lereng Gunung Wilis, Dusun Krampyang, Desa Kalipang, Kecamatan Grogol, Kabupaten Kediri, belum bisa sepenuhnya menikmati nasi beras. Akibat himpitan ekonomi, beras menjadi makanan mewah bagi penduduk miskin.

Bahkan, saat menjalankan ibadah puasa saat ini, mereka juga terbiasa dengan menu buka dan sahur dengan nasi tiwul. “Kalau makan nasi (beras) hanya mereka yang sugih (kaya,red), Saya tidak kuat beli beras. Cukup makan tiwul campur sayur ares (bonggol pisang muda,red) sudah enak,” ucap Ny Sanem,45 saat ditemui Surya, Kamis (27/8).

Menurut istri Lamidi,50, harga beras di kampungnya mencapai Rp 6.000 per kg. Sementara harga gaplek hanya Rp 950 per kg. Tapi bagi warga lereng Wilis uang Rp 5.000 terlalu sulit untuk mendapatkannya. Hampir seluruh warga Dusun Krampyang yang berjumlah 200 KK bekerja sebagai buruh tani dan penggarap lahan Perhutani.

Mereka mendapatkan uang menunggu panen. Itu pun jenis panennya hanya berupa singkong dan jagung. Mereka baru bekerja kalau ada yang menyuruh. “Sekali buruh macul atau manjing, sehari diupah Rp 25.000. Tapi satu minggu belum tentu ada pekerjaan ini,” ujar Darwati,35, warga yang lain.

Darwati yang masih saudara dengan Ny Sanem saat ditemui Surya sedang menyiapkan menu buka puasa. Beberapa potong gaplek dimasukkan tompo kecil. Setelah dibersihkan, gaplek ini kemudian ditumbuk di lumpang batu.

Sementara Sanem sibuk mengupas bonggol pisang. Beginilah keluarga Sanem menyambut puasa. Kondisi itu sudah berjalan bertahun-tahun. Keluarga ini juga jarang menikmati lauk pauk. Biasanya cukup dengan sayur tempe. Ironisnya mereka ternyata tidak kebagian jatah raskin.

Saat dikonfirmasi Kabag Humas Pemkab Kediri, Eko Setiyono mengatakan kondisi makan tiwul itu memang sudah menjadi kebiasaan warga. Selain karena faktor ekonomi, faktor geografis di daerah tandus, lereng gunung serta lahan yang tidak subur. “Raskin di Desa Kalipang sudah dibagikan. Mungkin belum sampai karena yang mengambil perangkat desanya,” jelasnya.k2

http://www.surya.co.id/2009/08/28/tak-kebagian-raskin-buka-sahur-dengan-tiwul.html
0 comments:

Post a Comment

Selamat Datang

Blog ini diproyeksikan untuk menjadi media informasi dan database gerakan konsumen Indonesia. Feed-back dari para pengunjung blog sangat diharapkan. Terima kasih.

Followers


Labels

Visitors

You Say...

Recent Posts