Selasa, 08/09/2009 15:05 WIB
Vera Farah Bararah - detikHealth
Jakarta, Orangtua mana yang tidak sedih melihat anak yang dicintainya terjerumus ke dalam dunia obat-obatan. Semua orang tua pasti ingin membantu sang anak keluar dari dunia hitam tersebut. Untuk itu dibutuhkan kesabaran yang tinggi dalam menghadapi masalah ini.
Ketergantungan atau adiksi memiliki arti jika seseorang tidak bisa mengontrol atau berlebihan dalam menggunakan obat atau minuman. Seseorang yang sudah ketergantungan akan melakukan segala cara untuk bisa mendapatkan barang tersebut. Ketergantungan ini bisa berupa ketergantungan fisik, psikologis atau keduanya.
Ketergantungan fisik berarti tubuh seseorang menjadi tergantung pada zat tertentu seperti merokok, obat-obatan dan alkohol. Hal ini juga berarti membangun toleransi terhadap zat yang dikonsumsi, jadi orang tersebut membutuhkan dosis yang makin besar untuk bisa mendapatkan efek yang sama. Jika berhenti menggunakannya akan timbul gejala seperti diare, tubuh bergetar dan perasaan yang menakutkan. Sementara ketergantungan psikologi biasanya terhadap obat-obatan emosional atau psikis.
Beberapa tanda yang menunjukkan seorang anak sudah ketergantungan obat, yaitu:
1. Kehilangan ketertarikan dengan beberapa aktivitas.
2. Bermasalah dengan tugas dan nilai-nilai di sekolah.
3. Perubahan teman-temannya.
4. Mulai mencuri atau menjual beberapa barang miliknya atau milik orang lain.
5. Depresi dan mudah marah.
6. Perubahan dalam pola tidur dan pola makannya yang mengakibatkan turunnya berat badan.
Tidak mudah untuk bisa keluar dari ketergantungan terhadap sesuatu termasuk obat-obatan. Banyak orang yang membawa anaknya ke konselor atau terapis untuk bisa mendapatkan perawatan agar terbebas dari ketergantungan tersebut.
Berikut beberapa tips untuk mengatasi anak yang mengalami ketergantungan, seperti dikutip dari Kidshealth, Selasa (8/9/2009):
1. Jika anak tidak ingin bercerita dengan orangtuanya, mintalah bantuan temannya untuk mengajaknya bicara. Untuk itu carilah teman-teman yang 100 persen bisa mendukungnya, tapi bukan teman yang menjerumuskannya.
2. Beritahu sang anak bahwa orangtua dan keluarga akan selalu ada kapanpun sang anak membutuhkannya. Meskipun anak membutuhkan orang pada malam hari ketika dirinya merasa ketakutan atau depresi dan membutuhkan teman bicara.
3. Batasi pergaulan anak untuk tidak berhubungan lagi dengan teman-teman yang memakai obat-obatan. Tapi bukan berarti mengurung anak di rumah terus menerus, biarkan sang anak pergi dengan ditemani temannya yang bisa dipercaya.
4. Agar anak benar-benar terbebas dari obat-obatan tersebut butuh waktu yang panjang dan lama. Tidak ada salahnya untuk mengajak anak bergabung dengan support group yang bisa membantunya tetap bersih, pilihlah support group yang khusus untuk anak-anak muda.
5. Tularkan sikap optimistis dan tidak putus asa dari orangtua kepada sang anak. Jika orangtua menunjukkan sikap yang kuat dalam menghadapi masalah ini maka perasaan tersebut akan tertular ke anak. Jangan menunjukkan perasaan putus asa atau sedih dihadapan sang anak.
Satu hal yang harus dipahami oleh orangtua adalah untuk tidak memarahi atau mengomeli anak, yang dibutuhkan oleh anak adalah dukungan dari keluarga dan teman-temannya untuk bisa keluar dari ketergantungan tersebut.
http://health.detik.com/read/2009/09/08/150550/1199204/764/membantu-anak-keluar-dari-jerat-obat-obatan
Post a Comment