Selasa, 22 September 2009 | 19:09 WIB
Laporan wartawan KOMPAS Andy Riza Hidayat
MANDAILING NATAL, KOMPAS.com - Warga korban banjir bandang di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara kini kesulitan air bersih. Seminggu setelah bencana, mereka masih mengkonsumsi air sungai bercampur lumpur. Ancaman gangguan kesehatan sangat terbuka menyerang warga.
Warga terus mengonsumsi air sungai karena kebiasaan. Mereka harus memanfaatkan air bersih di dalam tanah dan sumber air terdekat, tutur Komandan Komando Distrik Militer 0212 / TS, Letnan Kolonel Togar PL Pangaribuan, Selasa (22/9) saat dihubungi dari Padang Sidimpuan.
Pemanfaatan air bersih, tutur Togar, bisa dilakukan dengan memanfaatkan sumber mata air di sekitar sungai. Warga tidak memanfaatkan sumur karena tidak biasa mengonsumsi air sumur.
Sesuai pengamatan kompas dari udara pada akhir pekan lalu, pengungsi banjir mendirikan tenda darurat di pebukitan tidak jauh dari rumah mereka. Sebagian besar dari warga belum kembali ke rumah masing-masing. Mereka masih trauma dengan musibah yang terjadi pada awal pekan lalu, Selasa (15/9 dini hari.
Banjir bandang di anak Batang (Sungai) Gadis ini menewaskan sembilan orang yang umumnya perempuan dan anak-anak. Mereka yang tewas antara lain Tiapsah (42), Nurasni (48), Raya (26), Togar (1), Segar (8), Rusdi (6), Edi (6), Gumpok (9), dan bayi laki-laki tanpa nama. Adapun korban hilang yaitu bayi laki-laki bernama Dika (1). Seluruh korban ini berasa l dari Desa Lubuk Kapundung I, Kecamatan Muara Batang Gadis.
http://regional.kompas.com/read/xml/2009/09/22/19093981/Warga.Mandailing.Natal.Sulit.Dapatkan.Air.Bersih..
Post a Comment