Selasa, 27 Oktober 2009 | 04:58 WIB

Samarinda, Kompas - Perut bumi Kalimantan Timur yang kaya minyak dan gas bumi serta batu bara tidak menjamin warganya menikmati penerangan listrik. Dua pembangkit listrik, PLTU Tanjungbatu dan PLTGU Sambera, di Kabupaten Kutai Kartanegara tidak beroperasi optimal akibat gangguan pasokan batu bara dan gas.

Wakil Gubernur Kaltim Farid Wadjdy mengemukakan hal itu saat membuka ”Debat Publik Sinergitas Kelistrikan Kaltim di Kota Samarinda”, Senin (26/10).

General Manager PT Perusahaan Listrik Negara Kaltim Ahmad Siang mengatakan, masih ada 144.163 warga yang masuk daftar tunggu konsumen. Mereka belum bisa dilayani oleh PLN maupun swasta.

Saat ini daya listrik Kaltim 366 megawatt (MW). Pada tahun 2014, kebutuhan listrik Kaltim diperkirakan 964 MW.

Krisis listrik itu berkebalikan dengan cadangan gas bumi Kaltim yang diperkirakan 46 triliun standar kaki kubik. Potensi gas metan dari batu bara diperkirakan 180 triliun standar kaki kubik. Energi lain yang belum dieksploitasi adalah tenaga air yang bisa menyumbang listrik 5.900 MW. Biomassa yang bisa menyumbang 4.700 MW. Demikian pemaparan Kepala Bidang Migas, Listrik, dan Pengembangan Energi Dinas Pertambangan dan Energi Kaltim Vinsentius Yulianus dalam diskusi.

Pengamat ekonomi dari Universitas Mulawarman, Samarinda, Aji Sofyan Effendi, menyarankan ada penerapan tarif regional. Sesuai kajian antara Center for Energy and Power Studies dan Universitas Mulawarman, biaya produksi listrik Rp 977 per kWh. Padahal, harga jual Rp 651 per kWh.

Sementara itu, Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUD Abdul Moeloek, Bandar Lampung, Pad Dilangga, Senin, mengatakan, sebulan terakhir, rumah sakit mengalami pemadaman bergilir tiap dua hari sekali. Setiap kali pemadaman berlangsung selama enam jam.

Pemadaman listrik itu berdampak pada ruang-ruang pelayanan kesehatan utama yang memiliki banyak peralatan elektronik, di antaranya radiologi, ruang operasi, ICU, perinatologi (ruang bayi), dan laboratorium.

Sebulan terakhir, persyaratan pengoperasian alat-alat kesehatan tidak bisa dipenuhi. Selain listrik pasokan PLN tidak stabil, pasokan listrik dari lima genset milik RSUD Abdul Moeloek juga kurang. (HLN/BRO)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/10/27/0458390/kaltim.belum.bebas.krisis