Oktober 8, 2009 - 16:49

KEMBANGAN (Pos Kota) – Pelayanan masyarakat di sejumlah kantor kelurahan di Jakarta Barat, terpaksa menggunakan manual akibat pemadaman aliran listrik padam.

”Semua pelayanan masyarakat sudah sistem komputer, kalau padam seperti sekarang terpaksa menggunakan cara manual (mesin tik),” kata Ombo, petugas Kelurahan di Meruya Selatan Kecamatan Kembangan.

Aliran listrik padam di wilayah ini mulai pukul 11:00 dan tidak ada pemberitahuan resmi sehingga banyak warga yang tidak mengetahui bahkan ada yang terpaksa harus kembali lagi karena pelayanannya terkait dengan instansi lain.

”Kalau pihak PLN memberitahu kekelurahan melalui telepon, petugas akan menyebarkan informasi itu ke masing-masing RT dan RT akan memberitahukan warganya atau ke pengurus mesjid/musholah untuk mengumumkan.”harapnya.

Pemda sudah berupaya untuk memperlancar pelayanan ini dengan memberikan genset ke setiap kelurahan beberapa tahun lalu, namun genset sering ngadat karena tidak pernah digunakan, sehingga petugas terpaksa menggunakan cara manual. Selain banyak yang membuka kancing baju untuk menahan gerah.

Pemadam aliran listrik yang merugikan bagi pedagang ikan hias, seperti di pusat promosi pedagang ikan di Cengkareng, untuk mengganti aliran listrik PLN ia harus menggunakan genzet yang biayanya cukup berat karena membeli bensin paling tidak Rp 50 ribu.

”Ikan kalau kekurangan oksigen bisa mati lemas, terutama ikan-ikan import seperti Koi atau Awarna, mati seekor saja bisa rugi ratusan ribu sampai jutaan rupiah.” kata Fatah, pedagang ikan hias. (herman/dms)

http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2009/10/08/mati-listrik-anpa-pemberitahuan-di-jakarta-barat