Gerakan Konsumen Indonesia
The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing. (Kejahatan hanya bisa terjadi ketika orang baik tidak berbuat apa-apa). ---Edmund Burke

Pemadaman Listrik Pukul Pengusaha

Kamis, 15 Oktober 2009

BANDAR LAMPUNG (Lampost): Pemadaman listrik di Bandar Lampung dalam beberapa bulan terakhir tidak hanya menyulitkan pengguna dari kalangan rumah tangga. Sektor bisnis dan pedagang kecil pun mulai terpukul.

Para pengelola pasar swalayan dan pedagang kecil di pasar tradisional menanggung kerugian cukup besar, baik berupa kerugian materi dan nonmateri.

Pengusaha mal, misalnya, meski dilengkapi genset otomatis, pemadaman tetap mengganggu kenyamanan konsumen. Selain itu, lampu-lampu di ruangan cepat rusak. "Kami harus mengeluarkan biaya tambahan," kata Store Manager Centerpoint Lampung, A. Holil, Rabu (14-10).

Pemadaman juga mengakibatkan gangguan pada komputer saat transaksi dengan pembeli di kasir. "Komputer hang dan ketika hidup loading-nya cukup lama sehingga konsumen antre di kasir," kata dia.

Hal yang sama disampaikan Manager Marketing Matahari Departement Store Lampung Johan Faizal. "Pengalihan ke genset memungkinkan manipulasi atau pencurian. Hal ini sangat mengganggu keamanan mal," kata Johan.

Lampu-lampu juga menjadi cepat putus atau berumur pendek. Dan ketika listrik kembali menyala, akan menyedot listrik cukup besar. Hal ini membuat pemakaian listrik juga membesar. "Saya berharap PLN memberikan potongan harga atas kompensasi pemadaman secara berlebihan," ujarnya.

Pasar Tradisional

Frekuensi pemadaman yang semakin sering dan dalam waktu hingga enam jam, juga menimbulkan "penderitaan" bagi para pedagang di pasar-pasar tradisional. Hal itu dapat dilihat di Pasar Bambu Kuning.

Selain suasana pasar menjadi gelap, pedagang juga merasakan udara menjadi panas karena AC dan kipas angin tidak berfungsi. "Lengkap sudah penderitaan kami. Sudah dagangan sepi pembeli, pasar menjadi gelap dan panas," kata Kuntan, pemilik toko di Pasar Bambu Kuning.

Menurut Kuntan, mau tidak mau pemilik toko terpaksa membeli genset untuk penerangan dan menghidupkan kipas angin. Tetapi dari hitung-hitungan untung rugi, hal itu tidak menyelesaikan persoalan karena pedagang harus mengeluarkan Rp25 ribu--Rp30 ribu sehari untuk membeli bensin. "Sudah mengeluarkan biaya tambahan, dagangan tetap sepi. Kami juga harus menghadapi bisingnya suara genset milik pedagang lain," kata Kuntan.

Padamnya listrik juga membuat calon pembeli enggan memasuki pasar tertua di Bandar Lampung itu. Penataan pasar yang terkesan semrawut dan rapatnya jarak antara pedagang satu dan lainnya membuat suasana sumpek. "Kalau mati lampu rasanya seperti di oven. Bisa-bisa mati kepanasan saya," kata Ratna, calon pembeli beralih dari Pasar Bambu Kuning.

PKL Gulung Tikar

Ketua Paguyuban Pedagang Kaki Lima (PKL) Lantai II Bambu Kuning, Syafril, menuturkan terlalu seringnya pemadaman membuat PKL semakin tidak berdaya. Suasana gelap menyurutkan minat calon pembeli naik ke lantai II.

"Bagaimana mau naik, kalau suasana mati lampu. Kalaupun ada yang pakai genset, hanya ruangan toko saja yang terang. Sementara pembeli enggan naik karena udara menjadi panas," kata dia.

Syafril mengatakan sebagian besar PKL di lantai II membutuhkan aliran listrik untuk menghidupkan AC, kipas angin, dan penerangan. "Kalau dalam sebulan ini listrik belum juga normal, mungkin PKL di sini sudah gulung tikar semua," ujarnya.

Kekhawatiran para pedagang PKL itu bukan tidak mungkin akan menjadi kenyataan. Pasalnya, pemadaman listrik baru akan berakhir hingga bulan depan. "Pemadaman sampai November 2009," kata Manajer Teknik PLN Wilayah Lampung, Eris M.T. Gultom, kemarin.

Gultom menjelaskan pemadaman terjadi karena PLTU Tarahan serta PLTA Way Besai dan Batu Tegi kekurangan daya sehingga kapasitas pembangkit yang mestinya 280 mw kini tinggal 80 mw. n KIM/CR-1/MG9/MIN/*/U-1

http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2009101506243811
0 comments:

Post a Comment

Selamat Datang

Blog ini diproyeksikan untuk menjadi media informasi dan database gerakan konsumen Indonesia. Feed-back dari para pengunjung blog sangat diharapkan. Terima kasih.

Followers


Labels

Visitors

You Say...

Recent Posts