26 October 2009, 12:05
BANDA ACEH - Sejak dua hari terakhir, pelanggan PDAM Tirta Daroy di sejumlah titik dalam wilayah Kecamatan Ulee Kareng, Syiah Kuala, dan Kuta Alam menjerit karena suplai air macet. Dari pihak PDAM diperoleh kabar, gangguan itu terjadi akibat adanya upaya memaksimalkan (penyesuaian) distribusi namun berdampak pada kawasan-kawasan ujung karena jaringan atau dimensi pipa belum mendukung. “Benar, sejumlah wilayah pelayanan di zona utara kota yang meliputi tiga kecamatan, yaitu Ulee Kareng, Syiah Kuala, dan Kuta Alam terganggu. Tidak semua, tetapi khusus wilaya-wilayah di ujung, seperti Ceurih, Tibang, dan Lampulo,” kata Direktur PDAM Tirta Daroy, Junaidi, menjawab Serambi, Minggu (25/10) sore.
Menurut Junaidi, pelayanan air PDAM Tirta Daroy dibagi dalam dua zona utama, yaitu utara dan selatan kota. Wilayah utara meliputi Ulee Kareng, Syiah Kuala, dan Kuta Alam. Sedangkan lima kecamatan lainnya, Luengbata, Baiturrahman, Meuraxa, Jaya Baru, dan Banda Raya masuk zona selatan. Khusus zona utara, kata Junaidi, meski hanya tiga kecamatan, tetapi kebutuhan sangat tinggi. “Selain penduduknya padat, juga banyak fasilitas publik, hotel, dan lain-lain. Kita terus berupaya menyesuaikan tekanan ke zona ini, termasuk dengan cara memaksimalkan distribusi melalui jaringan pipa 600,” ujar Junaidi.
Upaya memaksimalkan distribusi melalui jaringan pipa 600, kata Junaidi bertujuan untuk proporsionalnya layanan. Artinya, distribusi disesuaikan dengan kebutuhan di suatu kawasan sehingga terjadi pemerataan pelayanan. Junaidi menyebutkan, jaringan pipa yang menuju kawasan Desa Ceurih, termasuk ke kompleks perumahan Vila Gading Mas, Ulee Kareng, hanya menggunakan pipa 3 inci dengan kemampuan 2,5 liter/detik. Idealnya, kata Junaidi, dikaitkan dengan perkembangan kawasan, termasuk jumlah pelanggan, minimal untuk kawasan itu harus didukung pipa 6 inci agar debit bisa ditambah.
Ditanya apa solusi darurat untuk mengatasi macet air di kawasan ujung utara, Junaidi mengatakan tak ada cara lain kecuali kembali ke kondisi seperti semula walau cara itu tidak efisien. “Sangat dilematis. Ketika saya menerapkan konsep distribusi proporsional, ternyata ada wilayah-wilayah yang tidak sampai air. Ya, sekarang tinggal kita putar lagi, agar air bisa mencapai ujung,” demikian Junaidi, sambil menjanjikan distribusi yang sempat macet segera normal lagi.
Bau formalin
Informasi lain diperoleh Serambi dari pelanggan PDAM Tirta Daroy di kawasan Panteriek, Kecamatan Luengbata menyebutkan, sejak dua hari terakhir air PDAM seperti bau formalin. “Suplai air ke wilayah kami lancar-lancar saja. Tetapi saya heran, sejak dua hari terakhir kok airnya seperti bau formalin. Keluarga saya jadi khawatir menggunakannya,” lapor Yusbi, seorang pelanggan di kompleks perumahan Buddha Tzu Chi, Panteriek.
Direktur PDAM Tirta Daroy, Junaidi yang dimintai konfirmasinya soal laporan bau formalin itu mengaku heran, karena tak ada penggunaan formalin dalam pengolahan air bersih. “Kalau bau kaporit bisa jadi. Tetapi kalau dilaporkan bau formalin, tidak mungkin karena memang tidak perlu pormalin untuk pengolahan air PDAM,” kata Junaidi.(nas)
http://www.serambinews.com/news/suplai-air-pdam-macet-ke-kawasan-ujung-utara
Post a Comment