Selasa, 13 Oktober 2009 | 15:12 WIB

TEMPO Interaktif, Surakarta - Tayangan pemberitaan mengenai kasus terorisme yang cukup gencar dinilai membawa pengaruh buruk terhadap perkembangan anak. Media massa, terutama televisi diminta mengurangi porsi pemberitaan mengenai terorisme.

"Terutama gambar tragedi penggerebekan yang hanya diulang-ulang," kata Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Seto Mulyadi, ketika ditemui di Surakarta, Selasa (13/10). Menurut Seto, tayangan tersebut selalu diputar setiap waktu, termasuk pada jam-jam di mana banyak anak yang sedang menyaksikan siaran televisi.

Menurut Seto, hal tersebut berpotensi menciptakan trauma dan kecemasan terhadap anak. "Tayangan tersebut justru menjadi teror bagi anak-anak," kata Seto.

Meskipun beberapa anak justru senang melihat tayangan tersebut, secara tidak langsung tayangan tersebut menciptakan perasaan tidak aman bagi anak-anak. Dirinya meminta televisi untuk tidak mengumbar tayangan yang tidak layak disaksikan oleh anak-anak hanya untuk mengejar rating.

Selain tayangan mengenai pemberitaan terorisme, Seto juga menyayangkan langkah beberapa stasiun televisi yang mengumbar gambar para korban gempa bumi di Sumatera Barat secara vulgar. "Ada beberapa yang gambarnya tidak etis untuk disaksikan, terutama oleh anak-anak," kata Seto.

AHMAD RAFIQ

http://www.tempointeraktif.com/hg/kesehatan/2009/10/13/brk,20091013-202339,id.html