Minggu, 8 November 2009 | 03:37 WITA
PLN: Akhir November Berkurang
Makassar, Tribun - Kebijakan PT PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tenggara (Sultanbara) menyewa genset dari luar Sulsel belum banyak membantu mengatasi pemadaman bergilir.
Dari pantauan Tribun, hingga Sabtu (7/11), sejumlah kawasan di Makassar dan sekitarnya masih mengalami pemadaman dengan durasi dua hingga tiga jam dengan agenda dua kali pemadaman setiap hari.
"Di daerah kami, pemadaman berlangsung pagi dan malam. Hari ini (kemarin) pemadaman terjadi pukul 10.00-12.00 wita dan malamnya pukul 18.30-20.00," kata Ny Helmi, warga Jl Kalumpang, Makassar.
Sejumlah warga di Jl Abd Dg Sirua, kawasan Tamalanrea, hingga Jl Sultan Alauddin, juga masih merasakan pemadaman dengan jadwal yang tidak tetap.
"Kami bisa mendapat giliran tiga kali padahal di pengumuman yang dimuat di surat kabar, wilayah kami hanya mendapat giliran satu kali pemadaman," kata Ny Wati, warga Jl Abd Dg Sirua.
Akhir November
Menanggapi keluhan tersebut, manajemen PLN Wilayah Sultanbatara optimistis frekuensi dan intensitas pemadaman bergilir akan berkurang mulai akhir November ini.
Hal tersebut terkait dengan segera masuknya ke sistem kelistrikan Sulsel sejumlah pembangkit cadangan dari genset.
Penjelasan itu dikemukakan Koordinator Tim Crisis Center PLN Sultanbatara, Komang Artana, menjawab Tribun soal perkembangan kondisi kelistrikan dan pemadaman bergilir yang masih berlangsung, tadi malam.
Pemadaman yang terjadi saat ini tidak merata. Mereka yang bermukim di utara kota, khususnya di kawasan bisnis seperti Jl Tentara Pelajar, Jl Dr Wahidin S Husodo, Jl Tarakan, dan Jl Yos Sudarso, mulai merasakan pengurangan pemadaman dari tiga menjadi menjadi dua kali, bahkan kadang hanya satu kali.
"Memang ada pemadaman di luar dari jadwal yang diumukan melalui media. Itu semata karena ada gangguan gardu induk Tallo. Itu berdampak pemadaman tak terjadwal untuk pelanggan di utara Makassar," tutur Komang.
Menurutnya, jika genset berkapasitas delapan MW dari PT Sewatama beroperasi pekan ketiga November di PLTU Tello dan peningkatan daya mampu mesin Mitsubishi 10 MW beroperasi pertengahan November ini maka durasi pemadaman akan berkurang.
"Kita harapkan akan ada tambahan daya sekitar 20 MW sehingga akhir November ini pemadaman berkurang dari tiga jam menjadi dua jam," ujar Komang yang didampingi manajer Transmisi dan Distribusi, A Lakipadadah.
Genset sewa dari PT Bintang Rezeki Cemerlang dengan kapasitas 20 MW dan 25 MW yang saat ini dalam perjalanan ke Makassar juga direncanakan beroperasi bertahap mulai awal Desember.
"Ditambah pula dengan pembelian energi yang diupayakan PLN dari PT Makassar Te'ne sebesar 6 MW sehingga akhir Desember kita harapkan pemadaman dikurangi menjadi satu kali per hari selama dua jam," ujar Lakipadadah.
Menurutnya, genset bantuan dar sejumlah PLN di Jawa dan Sumatera terus didatangkan untuk membantu daya di sejumlah fasilitas mum di Makassar.
"Hari ini (kemarin) telah tiba lagi dua unit genset dari PLN Riau dengan kapasitas 1 MW (2 x 500 KW). Sehingga total telah tiba 12 genset dengan kapasitas 3,5 MW untuk rumah sakit dan asrama haji," urainya.
Debet Bakaru
Terkait upaya hujan buatan di wilayah Daerah Alirang Sungai (DAS) Mamasa, Komang menjelaskan capaian keberhasilannya relatif menggembirakan. Hujan buatan itu untuk meningkatkan debit air di waduk (PLTA) Bakaru.
Pada 23 Oktober lalu curah hujan sangat tinggi di DAS Mamasa sehingga debit bakaru meningkat pada 24-25 Oktober. Namun, kondisi terakhir curah hujan mulai berkurang lagi.
Inflow (debit) PLTA Bakaru kemarin dilaporkan rata-rata hanya sembilan m3/detik sehingga PLTA Bakaru hanya menghasilkan daya 35 MW. "Hal ini menyebabkan pemadaman bergilir masih seperti hari-hari sebelumnya," katanya.
Keberhasilan hujan buatan, menurut pihak BPPT, sangat terpengaruh oleh kecepatan angin, kematangan awan, dan kondisi cuaca yang berubah cepat.
"Laporan tadi (kemarin) sore sedang terjadi hujan lebat di DAS Mamasa sehingga diharapkan debit membaik dan dapat berdampak pada berkurangnya pemadaman," ujar Komang.
Pihak BPPT terus melaksanakan kegiatan hujan buatan dengan rata-rata sekali penerbangan dalam sehari pada lokasi Sumarorong, Tamalanpik, Tipung, Salimpongan dengan penyamaian bahan kimia rata-rata 1.200 Kg.
Kerusakan pembangkit di PLTG Sengkang juga terus diupayakan perbaikan oleh pihak PT Energy Sengkang.
Kerusakan itu merupakan faktor utama pemadaman di Sulsel, selain karena berkurangnya debet air Bakaru.
"Mereka baru akan menyerahkan jadwal perbaikan 13 November mendatang," kata Komang. PLN memberikan tenggak waktu perbaikan hingga 31 Desember.(axa/fik/fir)
http://www.tribun-timur.com/read/artikel/56693
Post a Comment