Minggu, 08 November 2009 18:27 WIB

MEDAN-MI: Hewan yang akan dijadikan kurban baik sapi maupun kambing perlu memiliki sertifikasi sehat karena sebagian besar hewan tersebut dipotong tidak di rumah pemotongan hewan (RPH).

"Dengan sertifikat sehat tersebut, masyarakat sebagai kesehatan konsumen akan terlindungi dari berbagai penyakit saat mengkonsumsi daging hewan kurban tersebut," kata pengamat Kesehatan Universitas Sumatra Utara (USU) Destanul Aulia di Medan, Minggu (8/11).

Untuk itu, kata dia, pemerintah perlu mengeluarkan aturan tersendiri tentang pemberian sertifikat sehat tersebut demi memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat yang akan mengkonsumsi hewan kurban.

Mengenai siapa yang akan mengeluarkan sertifikat sehat pada hewan kurban tersebut, menurut dia, sebaiknya tetap Dinas Peternakan karena selama ini lembaga itulah yang lebih memahami tentang sehat tidaknya hewan.

Menurut dia, yang penting lembaga itu bekerja secara profesional sehingga hewan yang mendapat sertifikat benar-benar hewan yang sehat dan bebas dari semua penyakit. Dengan demikian masyarakat terlindungi dari berbagai penyakit yang berasal dari hewan itu.

Ia mengatakan hewan kurban baik sapi maupun kambing yang sudah diberi sertifikat sehat haruslah hewan yang benar-benar sehat, terbebas dari berbagai penyakit seperti sapi gila, antraks, serta penyakit kuku dan mulut.

Hal itu perlu dilakukan karena masyarakat tidak dapat mengetahui secara persis apakah hewan itu benar-benar sehat atau tidak. Tapi secara awam untuk mengetahui hewan tersebut sehat atau tidak dapat dilihat kondisi mata yang jernih atau tidak mengeluarkan air, tidak cacat, serta gesit dan gemuk.

"Sertifikat sehat ini juga dapat berlaku untuk tingkat nasional, artinya dengan sertifikat tersebut ewan kurban dapat diperjualbelikan di semua kabupaten/kota dan provinsi di Indonesia," katanya. 9Ant/OL-7)

http://www.mediaindonesia.com/read/2009/11/08/104606/126/101/Hewan-Kurban-Perlu-Miliki-Sertifikasi-Sehat