Senin, 02/11/2009 23:07 WIB
Penggunaan insektisida buatan masih menjadi persoalan di tengah masyarakat petani. Perlu adanya kajian ilmu pengetahuan guna menemukan insektisida hayati yang ramah lingkungan dan mudah diproduksi.
Keinginan demikian terungkap dalam ujian terbuka program doktor Universitas Andalas dengan Promovendus Drs Adlis Santoni MS, Senin (2/11).
"Penelitian ini mengungkapkan bahwa bahan alam terutama tumbuh-tumbuhan, sangat potensial digunakan sebagai obat dan insektisida disamping kegunaannya untuk pelestarian lingkungan, kesehatan dan sumber devisa," papar Adlis dalam ujian yang dipimpin Rektor Unand Prof Dr Ir H Musliar Kasim MS, tim pembimbing Prof Yunazar Manjang (Unand), Prof Sjamsul A Achmad (ITB), Hazli Nurdin (Unand) serta tim penguji Prof Sanusi Ibrahim, Prof Novesar Jamarun, Prof Abdi Dharma.
Senyawa insektisida yang dikembangkan Adlis, mengambil sampel dari pohon surian yang keberadaannya akhir-akhir ini mulai langka. Menurut Adlis, nenek-moyang telah mempergunakan ramuan dari dedaunan pohon surian untuk mengusir hama tanaman mereka.
"Kearifan lokal telah ada yakni memanfaatkan dedaunan pohon surian untuk mengusir hama. Melalui penelitian ini kita mencoba mendalami senyawa yang berperan sebagain pengusir hama tersebut," jelas Adlis yang selama 120 menit ujian diberondong pertanyaan tim penguji atas disertasinya "Elusida Struktur Flavonoid Triterpenoid Dari Kulit Batang Surian (Toona Sinensis) dan Identifikasi Minyak Atsiri Daun Surian Serta Uji Aktivitas Insektisida", tuturnya..
Penelitian insektisida ini kata Adlis, dilakukan melalui metoda maserasi terhadap kulit batang surian dengan pelarut metanol. Selanjutnya hasil ekstraksi tersebut dipartisi menggunakan pelarut heksan, diklorometan dan etilasetat. Sementara, isolasi minyak atsiri dari daun surian dilakukan dengan metoda destilasi uap, identifikasi dengan metoda gas kromatografi dan spektrometer massa (GC_MS).
Ditambahkan, senyawa flavonoid yang ditemukan bakal dilakukan lagi pengambangan dan kombinasi terhadap senyawa lainnya dari pohon berbeda. Untuk saat ini, bahan baku berupa pohon surian kendati mulai langka, masih bisa ditemukan di hutan-hutan Sumbar.
"Butuh kajian lagi agar bisa didapat bahan baku yang lebih efisien secara ekonomis. Kita juga perlu memahami pentingnya pelestarian hutan, karena kandungan hayatinya yang sangat bermanfaat bagi umat manusia," tandas kandidat doktor yang dinyatakan lulus ujian berselang 30 menit setelah presentasi usai, oleh tim penguji. Tercatat, Adlis lulusan program doktor kedua di program studi kimia pascasarjana Unand. [*]
http://www.padang-today.com/?today=news&id=10706
Post a Comment