Gerakan Konsumen Indonesia
The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing. (Kejahatan hanya bisa terjadi ketika orang baik tidak berbuat apa-apa). ---Edmund Burke

Prostitusi di Sumut Ibarat “Lingkaran Setan”

Monday, 23 November 2009 06:39

MEDAN - Masalah lokalisasi prostitusi di Sumatera Utara ibarat “lingkaran setan” yang tidak jelas ujung pangkal penyelesaiannya. Lihat saja, selalu muncul masalah baru yang terkait dengan lokalisasi prostitusi terutama para Pekerja Seks Komersial (PSK) yang menjadi penghuninya.

Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Sumatera Utara Parlindungan Purba menilai penyelesaian masalah lokalisasi prostitusi di Sumut tidak semudah membalik “telapak tangan”. Tindakan menutup lokalisasi prostitusi, malah menimbulkan dampak sosial yang lebih luas, yakni para PSK yang semula terhimpun di satu tempat menjadi berkeliaran kemana-mana.

Di sisi lain, aktivitas seks yang berlangsung di lokalisasi prostitusi tentunya sangat meresahkan masyarakat. Yang paling mengkhawatirkan yakni terjadinya ledakan kasus Infeksi Menular Seksual (IMS) dan Human Immunodeficiency Virus/Aquired Immuno Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) sebagai dampak maraknya aktivitas seks di lokalisasi prostitusi terebut.

“Saya sudah meninjau Puskesmas Bandar Baru. Hasilnya, cukup banyak PSK di lokalisasi sana yang terjangkit IMS berobat ke Puskesmas tersebut. Bahkan risiko penularan HIV/AIDS semakin tinggi karena para pelanggan PSK enggan menggunakan kondom,” ujar Parlindungan tadi malam.

Karena itu, Parlindungan berpendapat penanganan masalah lokalisasi prostitusi dan PSK di Sumut harus melibatkan instansi lintas sektor dan seluruh komponen masyarakat seperti pemuka agama dan tokoh masyarakat.

Seluruh unsur tersebut harus bekerja sama dan berkoordinasi sesuai bidang tugas masing-masing guna menyelesaikan masalah lokalisasi prostitusi di Sumut tanpa menimbulkan dampak yang lebih luas.

“Mungkin penyelesaian masalah tersebut bisa diawali dengan pendekatan terhadap pengelola lokalisasi dan PSK yang menghuninya. Pendekatan ini bisa dilakukan dengan bantuan pemuka agama dan tokoh masyarakat setempat,” ujarnya.

Dengan adanya pendekatan tersebut, maka akan mudah memberi pemahaman kepada mereka tentang risiko penularan IMS dan HIV/AIDS akibat aktivitas seks di lokalisasi prostitusi.

Selain itu, lanjut Parlindungan, instansi terkait lainnya perlu mempertimbangkan bahwa para PSK tersebut telah menjadikan lokalisasi prostitusi sebagai lapangan kerja mereka.

“Mungkin saja ada di antara mereka yang terpaksa menjadi PSK karena beban ekonomi yang cukup berat. Jadi, walaupun lokalisasi prostitusi itu ditutup, mereka akan tetap menjadi PSK di tempat lain,” tandasnya.
(dat02/waspada)

http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=68449:-prostitusi-di-sumut-ibarat-lingkaran-setan&catid=77:fokusutama&Itemid=131
0 comments:

Post a Comment

Selamat Datang

Blog ini diproyeksikan untuk menjadi media informasi dan database gerakan konsumen Indonesia. Feed-back dari para pengunjung blog sangat diharapkan. Terima kasih.

Followers


Labels

Visitors

You Say...

Recent Posts