2009-12-11

Rumput laut merupakan sumber daya perairan Indonesia yang sangat bernilai ekonomis dan juga merupakan jawaban terhadap keinginan manusia untuk mempertahankan kehidupan, terlepas dari masalah pemanasan global.

Prof Dr Ir Grevo Gerung MSc mengemukakan hal itu seusai dikukuhkan sebagai Guru Besar di Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, bersama tiga guru besar lainnya Prof Ir Farnis Boneka Msc, Prof Dr Ir Charles Keppel DEA dari Fakultas Perikanan dan Kelautan, dan Prof Dr Ir Max Tulung MS dari Fakultas Pertanian) Selasa (8/12) .

Menurut Prof Gerung, rumput laut memang banyak manfaatnya. Selain untuk obat-obatan dan kosmetik, juga untuk keperluan manusia lainnya, namun terkesan diabaikan dan kurang mendapat perhatian serius.

Grevo Gerung yang meraih Master dan Doktor dari Hokaido University Jepang tahun 2001, hasil penelitian di beberapa daerah di Bali dan Lombok, ternyata ada beberapa jenis rumput laut yang bisa menjadi bahan baku pembuatan bioetanol dan limbahnya bisa dibuat bahan baku pembuatan pulp dan kertas.

Pemanasan global yang saat ini menjadi pembicaraan dunia saat ini, tidak membahas rumput laut. Konferensi tingkat tinggi perubahan iklim di Kopenhagen hanya membicarakan hutan sebagai isu utama untuk mengatasi pemanasan global.

Padahal kata dia, laut yang menyimpan berbagai sumberdaya yang banyak manfaat bagi kehidupan, manusia, baik ekonomi maupun industri ternyata bisa untuk mengatasi pemanasan global. Dalam orasi pengukuhannya berjudul Rumput Laut Sebagai Anti Global Warning mengatakan, laut sangat berperan penting dalam tata kelola lingkungan untuk kepentingan meminimalisasi pemanasan global.

Menurutnya, bumi ini 70 persen laut. Dan tumbuh subur rumput laut. Rumput laut, juga tumbuh sejak 3.550 juta tahun lalu, namun sering diabaikan, sehingga saatnya menumbuhkan perhatian ke potensi laut tersebut. [136]

http://www.suarapembaruan.com/index.php?detail=News&id=12393