Gerakan Konsumen Indonesia
The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing. (Kejahatan hanya bisa terjadi ketika orang baik tidak berbuat apa-apa). ---Edmund Burke

Dampak Bahaya Perkakas Melamin

Labels: ,



Badan Pengawas Obat dan Makanan menemukan 30 dari 62 sampel produk peralatan makan melamin yang diuji berbahaya untuk kesehatan. Produk polimer itu berpotensi melepas zat beracun formaldehid atau formalin.

"Masyarakat harus lebih waspada memilih peralatan makanan dari melamin," kata Kepala BPOM, Husniah Rubiana Thamrin Akib, dalam jumpa pers di kantornya.

Produk melamin yang buruk akan melepaskan formalin saat digunakan untuk mewadahi makanan panas, berair dan asam. Secara tak sadar formalin kemudian masuk ke tubuh manusia melalui makanan tersebut.

Formalin yang masuk ke dalam tubuh dapat mengganggu fungsi sel. Dalam jangka pendek konsumsi makanan mengandung formalin mengakibatkan sakit seperti muntah, diare, dan kencing darah. "Jangka panjang, akumulasi formalin berlebihan di dalam tubuh berpotensi menyebabkan kanker dan ginjal," kata ujarnya.

Husniah mengatakan sulit membedakan produk melamin yang aman atau food grade dengan produk yang berbahaya. Tak ada tanda khusus yang bisa dilihat dengan mata telanjang.

Ia hanya menyarankan masyakarat agar tak mudah tergiur produk melamin murah. Ia menyarankan masyarakat membeli produk plastik sintetis itu di supermarket yang terpercaya.

Sebanyak 62 sampel yang diuji di laboratorium BPOM diambil dari sejumlah supermarket dan pasar di Jakarta. Seluruh produk yang diambil dari supermarket besar dipastikan food grade. Sedangkan produk yang berbahaya mayoritas merupakan produk impor China di Pasar Pagi, Mangga Dua.

Sebelumnya, karena ingin menjadikan seolah kandungan proteinnya tinggi, produk susu di China dicampuri melamin. Tidak tanggung-tanggung, sekurangnya empat bayi meninggal dunia dan sampai sudah lebih dari 13.000 bayi harus dirawat.

Sebenarnya kasus yang mirip pernah terjadi secara luas tahun lalu akibat pengoplosan melamin ke dalam makanan hewan dari China. Akibatnya, ratusan anjing dan kucing mati serta ribuan lainnya menderita gagal ginjal.

Apakah melamin itu? Samakah dengan melamin yang dipakai untuk peralatan makan kita? Apakah bahayanya? Pelajaran apa yang dapat ditarik dari kasus ini? Tulisan singkat berikut akan mencoba memberikan jawaban atas hal-hal itu.

Beda dengan perkakas

Melamin yang dipermasalahkan adalah senyawa organik bersifat basa dengan rumus C3H6N6, kandungan nitrogennya sampai 66 persen, biasa didapat sebagai kristal putih. Melamin biasanya digunakan untuk membuat plastik, lem, dan pupuk.

Plastik dari melamin, karena sifat tahan panasnya, digunakan luas untuk perkakas dapur. Jadi, melamin yang kini diributkan berbeda dengan melamin plastik perkakas. Melamin yang diributkan ini adalah bahan dasar plastik melamin.

Berdasarkan informasi yang diberitakan di situs WHO, pencampuran melamin pada susu berawal dari tindakan pengoplosan susu dengan air. Akibat pengenceran ini, kandungan protein susu turun. Karena pabrik berbahan baku susu biasanya mengecek kandungan protein melalui penentuan kandungan nitrogen, penambahan melamin dimaksudkan untuk mengelabui pengecekan agar susu encer tadi dikategorikan normal kandungan proteinnya.

Data keamanan melamin

Penambahan melamin ke makanan tidak diperbolehkan oleh otoritas pengawas makanan negara mana pun. Walaupun seperti diberitakan sebelumnya, studi tentang efek konsumsi melamin pada manusia belum ada, hasil ekstrapolasi dari studi pada hewan dapat digunakan untuk memperkirakan efek pada manusia.

Hal itu telah tampak bila melamin bergabung dengan asam sianurat (yang biasa juga terdapat sebagai pengotor melamin) akan terbentuk kristal yang dapat menjadi batu ginjal. Batu ginjal ini telah tampak pada hewan-hewan korban kasus pengoplosan melamin tahun lalu. Batu ginjal inilah yang dapat menyumbat saluran kecil di ginjal yang kemudian dapat menghentikan produksi urine, gagal ginjal, bahkan kematian.

Telah diketahui juga bahwa melamin bersifat karsinogen pada hewan. Gejala yang diamati akibat kontaminasi melamin terdapat pada darah di urine, produksi urine yang sedikit, atau sama sekali tidak dihasilkan, tanda-tanda infeksi ginjal, dan tekanan darah tinggi.

Melamin memang tidak dapat dimetabolisme oleh tubuh. Data keselamatan menyatakan, senyawa ini memiliki toksisitas akut rendah LD50 di tikus, yaitu 3.161 mg per kg berat badan. Pada studi dengan menggunakan hewan memang dikonfirmasi, asupan melamin murni yang tinggi mengakibatkan inflamasi kandung kemih dan pembentukan batu kandung kemih.

Food and Drugs Administration (Badan Makanan dan Obat) Amerika Serikat menyatakan, asupan harian yang dapat ditoleransi (tolerable daily intake/TDI) melamin adalah 0,63 mg per kg berat badan. Pada masyarakat Eropa, otoritas pengawas makanannya mengeset standar yang lebih rendah, yaitu 0,5 mg per kg berat badan.

Seberapa parah kontaminasi yang terjadi? Dari inspeksi yang dilakukan di China, dari 491 batch (kelompok) yang dites, 69 di antaranya positif mengandung melamin, berkisar dari 0,09 mg per kg susu sampai 619 mg per kg susu. Bahkan ada yang mencapai 2.563 mg per kg.

Dengan konsumsi susu formula per kg berat badan bayi sekitar 140 g sehari, kalau bayi mengonsumsi susu yang terkontaminasi akan menerima asupan melamin 0,013-86,7 mg per kg berat badannya. Bahkan, kalau mengonsumsi susu yang terkontaminasi 2.563 mg melamin per kg susu, dapat mencapai asupan 358,8 mg per kg berat badannya. Jauh melampaui batas toleransinya!

Pelajaran

Kasus ini memberi kita berbagai pelajaran. Pertama, analisis protein dalam makanan dengan metode penentuan nitrogen dalam kasus ini ternyata dapat dikelabui dengan bahan lain yang kandungan nitrogennya tinggi. Padahal, terdapat cara-cara lain untuk analisis protein selain dengan penentuan kandungan nitrogen, yang dalam kasus seperti ini perlu dilakukan.

Kedua, pengetahuan tentang bahaya penggunaan bahan aditif makanan harus diberikan ke semua lini, terlebih yang terlibat dalam produksi makanan. Keinginan mendapat keuntungan lebih besar, yang mungkin dipadukan dengan ketidaktahuan, ternyata berdampak amat besar.

Dalam skala yang berbeda dan melibatkan bahan yang berbeda, di sekitar kita banyak kasus seperti ini, misalnya kasus boraks, formalin, dan sebagainya. Saya yakin ”keuntungan” yang didapat dari tindak seperti ini tidak akan dapat membayar kerugian yang diakibatkannya, apalagi sampai hilangnya nyawa bayi-bayi tak berdosa.

Sistem kekebalan

Kajian ilmiah mengenai bahaya melamin bagi manusia masih terbatas. Namun, dalam uji coba hewan, zat kimia itu terkait batu ginjal dan kerusakan sistem reproduksi.

Para ilmuwan memperingatkan, tindakan mengangkat batu ginjal pada bayi tidak berarti masalah selesai. ”Setelah batu ginjal diangkat, masih ada batu-batu kecil yang menyebabkan kerusakan seluruh fungsi terkait ginjal,” kata Wong Kar-yin, konsultan pediatrik dari RS Queen Mary di Hongkong.

Associate Profesor Peter Dingle, ahli toksikologi lingkungan dari Universitas Murdoch di Perth, Australia, kepada Reuters menyatakan, melamin juga merusak sistem kekebalan tubuh bayi dan anak-anak yang mengonsumsi.

”Melamin bisa menyebabkan masalah pernapasan pada hewan coba. Jika terpapar dalam jangka panjang, seseorang bisa mengalami gangguan kesehatan serius,” kata Dingle. ”Ini juga memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Siapa pun yang terpapar zat kimia itu akan mudah terserang flu dan infeksi karena virus dan bakteri,” katanya menambahkan.

Setiap hari, manusia terpapar polusi udara, zat kimia beracun dan tubuh manusia secara konstan menghancurkannya. ”Jika sistem kekebalan tubuh berkompromi, toksin itu akan sulit dihancurkan lagi,” katanya. (fn/vs/k2m) www.suaramedia.com

http://www.suaramedia.com/gaya-hidup/kesehatan/22831-dampak-bahaya-perkakas-melamin.html
0 comments:

Post a Comment

Selamat Datang

Blog ini diproyeksikan untuk menjadi media informasi dan database gerakan konsumen Indonesia. Feed-back dari para pengunjung blog sangat diharapkan. Terima kasih.

Followers


Labels

Visitors

You Say...

Recent Posts