Kemenangan bersejarah mantan Uskup Fernando Lugo yang menggulingkan pemerintahan konservatif yang lebih dari 60 tahun berkuasa di Paraguay merupakan sebuah tanda lagi terjadinya kecondongan ke kiri di seluruh Amerika Latin. ”Saya akan terus memimpikan sebuah Amerika Latin Raya terintegrasi dan dihormati, tanpa perbatasan,” kata Lugo kepada AFP, Senin, sehari setelah mantan uskup berusia 56 tahun itu memenangi pemilu presiden.
Kemenangan Lugo merupakan rangkaian paling akhir dari serangkaian kemenangan pemilu yang diraih pemimpin kiri atau kiri-tengah di Amerika Selatan.
Dalam wawancara hari Senin dengan AP, Lugo mengulangi ketidaksukaannya untuk diberi label kiri. ”Saya bukan kiri, bukan juga kanan,” ujarnya. Namun, Lugo pernah mengatakan bahwa teologi pembebasan yang dipengaruhi Marxis mengilhami perjuangannya bagi kaum miskin. Kemenangannya jelas mendorong Paraguay ke arah kiri. Lugo mengalahkan Partai Colorado, yang telah memerintah melalui kediktatoran dan demokrasi sejak tahun 1947, termasuk 35 tahun di bawah diktator militer Jenderal Alfredo Stroessner.
Presiden Bolivia Evo Morales, Senin, menyambut kemenangan sesama pemimpin kiri itu. ”Kami menyambut gembira seorang (mantan) imam Katolik revolusioner, yang bergabung dalam perjuangan rakyat yang punya cara berpikir yang lain,” katanya kepada forum masyarakat asli di Markas Besar PBB.
Presiden Ekuador Rafael Correa juga menyambut kemenangan Lugo itu dengan penuh semangat. ”Kemenangan rekan Fernando Lugo adalah ... sebuah batu lagi dalam fondasi Amerika Latin yang baru ini, yang adil, berdaulat, independen—dan mengapa tidak, sosialis.”
Kini, organisasi perdagangan regional Mercosur, yang terdiri dari Argentina, Brasil, Uruguay, dan Paraguay, serta anggota luar biasa Cile dan Bolivia serta Venezuela yang dalam proses bergabung kini terdiri dari pemerintah-pemerintah kiri. "Kemenangan Lugo adalah sejalan dengan iklim politik gerakan progresif yang sedang meningkat di Amerika Latin,” kata analis politik, Jorge Giacobbe, di Buenos Aires, Argentina. ”Ini sangat penting bagi Mercosur karena selalu lebih mudah untuk mengembangkan sebuah blok yang homogen.”
Mark Weisbrot dari Pusat Riset Kebijakan dan Ekonomi yang berbasis di Washington mengatakan, terpilihnya Lugo merupakan sebuah tanda ”perubahan yang dalam dan sulit berubah lagi yang sedang melanda Amerika Latin”.
Lugo, yang sering disebut sebagai ”uskup merah” atau ”uskup kaum miskin”, beberapa hari sebelum menang mengatakan bahwa istilah yang lebih disukai adalah ”progresif” daripada ”kiri”. Karena ”kalau Anda menanyakannya kepada lima orang definisi ’kiri’, Anda akan mendapatkan lima jawaban berbeda”.
Walau Lugo mengagumi Presiden Venezuela Hugo Chavez dan Presiden Bolivia Evo Morales, dia ingin Paraguay ”mengikuti jalannya sendiri”. ”Langkah pertama saya adalah sebuah hal yang sangat dekat di hati: masyarakat asli kami ... utang historis kami kepada mereka,” katanya. ”Mereka adalah pemilik asli dari tanah ini,” katanya. ”Mulai sebuah era baru dalam politik Paraguay.” (AFP/AP/Reuters/DI)
Source: www.kompas.com, 23 April 2008
Kemenangan Lugo merupakan rangkaian paling akhir dari serangkaian kemenangan pemilu yang diraih pemimpin kiri atau kiri-tengah di Amerika Selatan.
Dalam wawancara hari Senin dengan AP, Lugo mengulangi ketidaksukaannya untuk diberi label kiri. ”Saya bukan kiri, bukan juga kanan,” ujarnya. Namun, Lugo pernah mengatakan bahwa teologi pembebasan yang dipengaruhi Marxis mengilhami perjuangannya bagi kaum miskin. Kemenangannya jelas mendorong Paraguay ke arah kiri. Lugo mengalahkan Partai Colorado, yang telah memerintah melalui kediktatoran dan demokrasi sejak tahun 1947, termasuk 35 tahun di bawah diktator militer Jenderal Alfredo Stroessner.
Presiden Bolivia Evo Morales, Senin, menyambut kemenangan sesama pemimpin kiri itu. ”Kami menyambut gembira seorang (mantan) imam Katolik revolusioner, yang bergabung dalam perjuangan rakyat yang punya cara berpikir yang lain,” katanya kepada forum masyarakat asli di Markas Besar PBB.
Presiden Ekuador Rafael Correa juga menyambut kemenangan Lugo itu dengan penuh semangat. ”Kemenangan rekan Fernando Lugo adalah ... sebuah batu lagi dalam fondasi Amerika Latin yang baru ini, yang adil, berdaulat, independen—dan mengapa tidak, sosialis.”
Kini, organisasi perdagangan regional Mercosur, yang terdiri dari Argentina, Brasil, Uruguay, dan Paraguay, serta anggota luar biasa Cile dan Bolivia serta Venezuela yang dalam proses bergabung kini terdiri dari pemerintah-pemerintah kiri. "Kemenangan Lugo adalah sejalan dengan iklim politik gerakan progresif yang sedang meningkat di Amerika Latin,” kata analis politik, Jorge Giacobbe, di Buenos Aires, Argentina. ”Ini sangat penting bagi Mercosur karena selalu lebih mudah untuk mengembangkan sebuah blok yang homogen.”
Mark Weisbrot dari Pusat Riset Kebijakan dan Ekonomi yang berbasis di Washington mengatakan, terpilihnya Lugo merupakan sebuah tanda ”perubahan yang dalam dan sulit berubah lagi yang sedang melanda Amerika Latin”.
Lugo, yang sering disebut sebagai ”uskup merah” atau ”uskup kaum miskin”, beberapa hari sebelum menang mengatakan bahwa istilah yang lebih disukai adalah ”progresif” daripada ”kiri”. Karena ”kalau Anda menanyakannya kepada lima orang definisi ’kiri’, Anda akan mendapatkan lima jawaban berbeda”.
Walau Lugo mengagumi Presiden Venezuela Hugo Chavez dan Presiden Bolivia Evo Morales, dia ingin Paraguay ”mengikuti jalannya sendiri”. ”Langkah pertama saya adalah sebuah hal yang sangat dekat di hati: masyarakat asli kami ... utang historis kami kepada mereka,” katanya. ”Mereka adalah pemilik asli dari tanah ini,” katanya. ”Mulai sebuah era baru dalam politik Paraguay.” (AFP/AP/Reuters/DI)
Source: www.kompas.com, 23 April 2008
September 12, 2008 at 12:15 PM
apakah sudah baca kesaksian martin bishu pastor dari flores yang belasan tahun berkerja untuk kaum miskin di paraguay dan menjadi sobat presiden 'pastor orang miskin" fernando lugo.
Salam kenal dan silah mampir
hikayat bulan adalah hikayat bocah-bocah bahagia
tak hirau berlarian mengejar bayang
di pangkuan bunda bumi
tempat padi menguning dan panen berlimpah
bukan milik sendiri
tempat sawah mati musim bencana
sepi sendiri
hikayat bulan adalah hikayat mimpi
bulan bundar negeri bahagia
ada nyanyi sunyi pada jutaan kaum papa
di tanah yang mati
di air yang mati
negeri surga yang mencekik
Post a Comment