Gerakan Konsumen Indonesia
The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing. (Kejahatan hanya bisa terjadi ketika orang baik tidak berbuat apa-apa). ---Edmund Burke

ASI Eksklusif, Upaya Melindungi Anak

Disampaikan dalam rangka pekan ASI, 1–7 Agustus 2007

Mendapatkan Air Susu Ibu atau ASI adalah proses pemenuhan hak pertama yang harus diterima oleh anak ketika baru lahir dan sebelum mendapatkan hak yang lain. Namun pada kenyataannya hak dasar anak ini banyak yang belum terpenuhi. Penyebabnya bermacam-macam, misalnya karena ASI belum atau tidak keluar, kondisi ibu yang belum memungkinkan menyusui satu jam pasca melahirkan maka bayi diberi susu formula. Alasan tersebut sering digunakan untuk tidak memberikan ASI pada saat bayi baru lahir, sehingga mengakibatkan bayi tidak terpenuhi haknya. Hal ini banyak terjadi pada anak di dunia, tidak terkecuali Indonesia. Ketika hak pertama tidak terpenuhi maka selanjutnya dapat berdampak pada tumbuh kembang anak yang tidak optimal.
Konvensi Hak Anak menyebutkan bahwa setiap anak memiliki hak untuk hidup dan tumbuh berkembang secara optimal. Bayi yang mendapatkan ASI setelah satu jam dilahirkan akan lebih terjamin ketahanan dan kelangsungan hidupnya. Untuk mendukung hal itu, setiap perempuan juga memiliki hak memperoleh pengetahuan dan dukungan yang mereka butuhkan dalam memberikan ASI terutama ASI eksklusif, yaitu pemberian ASI saja pada bayi hingga usia 6 bulan.
Kampanye tentang ASI eksklusif sudah dilakukan oleh banyak pihak dan lembaga. WHO dan Unicef mengeluarkan panduan 10 langkah pelestarian ASI eksklusif. Pemerintah Indonesia juga sudah menerbitkan KepMenKes RI No. 450/Menkes/SK/IV/2004 yang mengatur pemberian ASI eksklusif dari 4 bulan menjadi 6 bulan. Bahkan menarik juga, ada pemberian penghargaan kepada artis-artis yang memberikan ASI eksklusif pada bayinya dan ikut mengkampanyekan di media massa dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir. Pengaruh ini memiliki penambahan pada tingkat pemberian ASI eksklusif pada bayi. Bellagio Child Survival Group melakukan penelitian tingkat pemberian ASI eksklusif di 37 negara, yang 60 persen populasinya di negara berkembang. Hasil penelitian tersebut menunjukkan terjadi peningkatan sebesar 7% pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pada bayi, yaitu meningkat dari 34% menjadi 41%.
Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pada bayi masih dapat ditingkatkan terus. Perilaku menyusui secara eksklusif 6 bulan yang belum optimal, disebabkan karena pertama; sejak awal bayi tidak dikondisikan untuk menyusui kepada ibunya. Petugas di tempat pelayanan kesehatan yang membantu persalinan seringkali di awal kelahiran justru memberikan susu formula kepada bayi, dengan alasan ibu belum keluar ASI-nya atau kondisi ibu yang belum pulih kesehatannya pasca melahirkan. Padahal informasi seperti ini tidak benar. Selain itu, tempat pelayanan kesehatan yang menerapkan rawat pisah antara ibu dan bayi sehingga bayi hanya diberi kesempatan sedikit untuk menyusu kepada ibunya. Bahkan untuk melihat bayinya sendiri, si ibu harus menunggu sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Kedua, alasan ibu bekerja membuat sulit untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayi. Hal ini ditambah dengan aturan cuti menyusui yang relatif lebih singkat yaitu hanya 3 bulan, bahkan banyak di tempat ibu bekerja satu bulan sudah harus diambil sebelum melahirkan. Dengan demikian masih diperlukan kampanye untuk mengingatkan dan meningkatkan tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif pada bayi.
Dari hasil penelitian yang disampaikan dalam Pedriatics tahun 2006, bayi yang lahir di daerah pelosok Ghana yang diberi ASI pada satu jam pertama setelah kelahiran ternyata lebih dapat bertahan hidup daripada bayi yang tidak diberi ASI. Bayi yang tidak diberikan ASI sampai 24 jam pertama, memiliki 2,5 kali kesempatan untuk tidak dapat bertahan hidup. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa akan ada 1,3 juta bayi yang diselamatkan apabila jumlah bayi yang memperoleh ASI eksklusif ditingkatkan menjadi 90% dan di sisi lain angka kematian bayi akan menurun 22% apabila bayi disusui pada satu jam pertama kelahiran.
WHO melansir ada 10 juta anak di dunia ini yang meninggal sebelum usia 5 tahun yang disebabkan oleh beberapa hal yang sebetulnya dapat dicegah. Kekurangan gizi yang semakin merajalela bahkan merupakan faktor penyebab kematian terhadap lebih dari setengah jumlah tersebut. Dengan demikian pemberian ASI pada satu jam pertama diharapkan akan mampu mengatasi hal ini.

Pemberian ASI eksklusif pada bayi pada satu jam pertama sangatlah penting. Sentuhan kulit antara ibu dan bayi saat pertama kali bayi lahir, merupakan faktor penting dalam awal proses menyusui setelah bayi dilahirkan. Selama proses ini, bayi akan tetap hangat dan memastikan bayi memperoleh kolostrum, yang secara medis terbukti memberikan daya tahan yang luar biasa pada tubuh anak.
Ada sebuah film dokumenter yang memperlihatkan tentang sebuah proses persalinan bayi. Bayi yang baru lahir dan belum dibersihkan sama sekali ketika diletakkan di atas perut ibu yang terbaring maka akan bergerak mencari puting susu ibunya. Persitiwa ini dikenal dengan istilah ‘Breast Crawl’ yaitu gerakan bayi merayap perlahan-lahan untuk mencari puting susu ibunya. Gerakan-gerakan ini menggambarkan chemistry yang ada antara ibu dan anaknya yang terbina sejak awal bayi dilahirkan. Hal ini menunjukkan bahwa bayi, sebagaimana mamalia lain akan memiliki insting untuk mencari puting susu sang ibu ketika lahir.
Akan tetapi sepertinya banyak petugas kesehatan dan institusi pelayanan kesehatan yang tidak melakukan atau memiliki kebijakan seperti itu ketika membantu persalinan. Hal yang biasanya umum terjadi adalah, setelah bayi dilahirkan kemudian dibersihkan. Padahal ketika bayi dibersihkan dulu sebenarnya sudah mempengaruhi insting bayi untuk merayap dan mencari puting susu ibu. Apalagi jika bayi setelah dibersihkan kemudian diberi susu formula dengan dot, maka bayi akan malas untuk mengenyot puting susu ibu. Hal ini karena susu formula lebih manis rasanya dan bayi tidak perlu mengenyot susu sudah mengalir sendiri ke mulutnya. Bahkan untuk bayi yang dipisahkan dari ibunya, bayi sudah kenyang sebelum minum ASI.
Ada beberapa hal yang penting untuk meningkatkan capaian ASI eksklusif 6 bulan di masyarakat. Pertama, adanya kebijakan dari pemerintah terhadap distribusi dan pemasaran susu formula yang memihak pada pemberian ASI eksklusif. Selama ini, kebijakan distribusi dan pemasaran susu formula hanya memakai kode etik yang tidak memiliki sanksi hukum yang kuat, sehingga berpeluang untuk tidak ditaati oleh distributor maupun pelaku usaha. Misalnya masih ada bentuk pelanggaran yang dilakukan pelaku usaha distribusi dan pemasaran susu formula dengan memberikan hadiah kepada petugas kesehatan atau pemilik rumah dan klinik bersalin jika dapat menjual susu formula dalam target tertentu. Dengan kebijakan atau peraturan yang lebih tegas diharapkan akan dapat mencegah pelanggaran distribusi dan pemasaran susu formula yang tidak etis.
Kedua, petugas dan tempat layanan kesehatan yang mendukung dan berkomitmen untuk pemberian ASI eksklusif. Dukungan ini penting karena petugas dan tempat layanan kesehatan merupakan orang atau lembaga yang dipercaya oleh pemakai jasa persalinan.
Ketiga, dukungan keluarga dan masyarakat. Dukungan keluarga yang terpenting adalah dari suami atau yang dikenal dengan supporting father. Selain dari keluarga, juga dari masyarakat yang mendukung pemberian ASI eksklusif. Dukungan dari masyarakat yang strategis adalah dengan mengoptimalkan peran Posyandu. Seringkali di masyarakat, Posyandu hanya untuk mengetahui perkembangan bayi, pemberian makanan tambahan atau yang dikenal dengan PMT dan tempat imunisasi bayi.
Keempat, dukungan dari tempat bekerja bagi ibu yang melahirkan. Dukungan ini berupa pemberian cuti menyusui yang memungkinkan bayi mendapatkan ASI eksklusif 4 bulan ditambah dengan kelonggaran selama 2 bulan untuk memberikan ASI eksklusif, sehingga ibu dapat memberikan ASI eksklusif 6 bulan pada bayinya.
Seandainya setiap ibu memberikan ASI eksklusif 6 bulan pada anaknya, maka akan ada jutaan bayi yang terselamatkan dalam setiap tahunnya. Hal ini sesuai dengan tema pekan ASI tahun ini, Breastfeeding: The 1st Hour Early Initiation And Exclusive Breastfeeding For Six Months Can Save More Than ONE Million Babies.***

By: Dinding Sugiyantoro (Manager PU Yayasan KAKAK)
Tulisan ini dimuat Solo Pos, 6/8/2007
Source: www.kakak.org, 15 Agustus 2007
0 comments:

Post a Comment

Selamat Datang

Blog ini diproyeksikan untuk menjadi media informasi dan database gerakan konsumen Indonesia. Feed-back dari para pengunjung blog sangat diharapkan. Terima kasih.

Followers


Labels

Visitors

You Say...

Recent Posts