Rabu, 1 Juli 2009 | 05:10 WIB

LEBAK, KOMPAS.com - Sebanyak 6.813 jiwa penduduk Kabupaten Lebak, Banten, masih menyandang status buta huruf karena tidak mengenyam pendidikan di sekolah sama sekali akibat hidupnya yang miskin. "Oleh sebab itu kami menargetkan tahun ini akan dituntaskan buta huruf melalui program Keaksaraan Fungsional (KF) yang didanai APBD kabupaten dan APBN) serta Sanggar Kegiatan Belajar (SKB)," kata Kasi Pendidikan Non Formal Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak, Abdul Malik di Lebak, Selasa (30/6).

Penuntasan buta huruf melalui dana APBD Kabupaten ditargetkan sebanyak 2.210 orang, dari dana APBN sebanyak 2.589 orang dan melalui Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) mencapai 2.014 orang. Pelaksanaan keaksaraan fungsional, kata dia, melibatkan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas).

"Pembelajaran buta huruf akan berlangsung selama enam bulan," ujarnya. Ia menyebutkan, saat ini jumlah penyandang buta huruf tertinggi tersebar di tiga kecamatan yakni Kecamatan Cimarga sebanyak 628 orang, Cijaku 515 orang dan Leuwidamar mencapai 435 orang.

Saat ini jumlah buta huruf relatif berkurang dibandingkan tiga tahun silam mencapai 40 ribu lebih. "Berkurangnya buta huruf dituntaskan melalui program KF yang didanai pemerintah," katanya.

Menurut dia, tahun 2006 lalu penyandang buta huruf di Kabupaten Lebak tercatat sebanyak 43.657 orang. Tahun 2007 warga buta huruf berhasil dituntaskan sebanyak 30.284 orang dan tahun 2008 mencapai 13.373 orang.

"Kami optimistis tahun 2009 ini sudah tidak ada lagi warga Kabupaten Lebak buta huruf," katanya.

Sumber : Antara

http://edukasi.kompas.com/read/xml/2009/07/01/05101596/memprihatinkan.6.813.warga.lebak.masih.buta.huruf