Gerakan Konsumen Indonesia
The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing. (Kejahatan hanya bisa terjadi ketika orang baik tidak berbuat apa-apa). ---Edmund Burke

Pengadaan Bulog Kurang 1 Juta Ton

Selasa, 30 Juni 2009 | 03:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Musim kemarau atau gadu telah tiba. Hingga Senin (29/6), PerumBulog baru membeliberas dan gabah sebanyak 2,77 juta ton setara beras. Padahal, target pengadaan tahun ini sebanyak 3,8 juta ton beras.

Meski demikian, Direktur Utama Perum Bulog Mustafa Abubakar menyatakan tidak khawatir. ”Iklim bersahabat sehingga produksi padi pada panen musim kemarau ini tetap bagus. Justru kualitas berasnya lebih baik dibanding musim hujan karena kadar air rendah,” tutur dia.

Selain itu, Bulog juga masih memiliki kesempatan untuk membeli gabah dan beras hingga enam bulan ke depan, atau sampai akhir Desember 2009 untuk memenuhi kekurangan sebanyak 1,03 juta ton.

Berdasarkan data Bulog, realisasi pembelian beras hingga kemarin pagi sebanyak 2,77 juta ton. Adapun kontrak pembelian mencapai 2,86 juta ton. Total realisasi terhadap kontrak sekitar 96,8 persen. Adapun total pengadaan hingga Juni 2009 terhadap target sekitar 72,89 persen.

Dari 2,77 juta ton beras yang dibeli Bulog, sebanyak 1,46 juta ton sudah didistribusikan untuk keperluan beras bagi rakyat miskin (raskin) dan beras pegawai negeri sipil di sebagian wilayah Indonesia, sebagian untuk stok dan cadangan beras pemerintah.

Mustafa mengatakan, panen padi pada musim 2009 terus mengalir. Bila tahun-tahun sebelumnya pada bulan Januari sama sekali belum ada pembelian beras, untuk musim panen tahun ini ternyata sudah ada panen sehingga pembelian beras oleh Bulog berjalan lancar.

Dirjen Tanaman Pangan Departemen Pertanian Sutarto Alimoeso menyatakan, ada beberapa indikasi yang bisa dijadikan pertimbangan bahwa produksi beras musim gadu bagus.

Hal itu, antara lain, ditandai dengan tidak adanya gejolak dari petani yang mengeluhkan kelangkaan pupuk, tidak terjadinya kekeringan di musim kemarau basah.



Optimalisasi UPGB

Mustafa mengatakan, dalam memenuhi kekurangan pengadaan beras, Bulog akan melakukan optimalisasi unit pengolahan gabah dan beras (UPGB).

Sebagai konsekuensinya, porsi pengadaan lebih banyak dalam bentuk gabah. Selain demi bergulirnya unit usaha pengolahan gabah dan beras Bulog, pembelian dalam bentuk gabah akan lebih memberikan keuntungan kepada petani.



Pada musim panen sekarang keuntungan petani bagus karena harga rata-rata beras di pasaran 15 persen di atas harga pembelian pemerintah (HPP) untuk beras, yakni Rp 4.600 per kilogram.

”Dengan harga sesuai HPP saja, keuntungan petani diperkirakan mencapai 30 persen. Dengan harga seperti sekarang, keuntungan petani dalam menjalankan usaha tani padi mencapai 40- 50 persen. Ini keuntungan yang besar,” katanya.

Sementara itu, Ketua Umum Wahana Masyarakat Tani Indonesia (Wamti) Agusdin Pulungan mendesak pemerintah agar konsisten melaksanakan program reforma agraria.

Upaya yang harus dilakukan pemerintah adalah registrasi ulang susunan kepemilikan tanah agar kepemilikannya adil, melakukan redistribusi kepemilikan lahan kepada petani kecil dan petani penggarap, serta menetapkan hukum menyangkut jenis, hak, dan status tanah.

Program reforma agraria tidak untuk memfasilitasi kepentingan asing. Namun, dilakukan bersamaan dengan pembangunan industrialisasi pertanian di pedesaan. (MAS)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/06/30/03560869/pengadaan..bulog.kurang.1.juta.ton
0 comments:

Post a Comment

Selamat Datang

Blog ini diproyeksikan untuk menjadi media informasi dan database gerakan konsumen Indonesia. Feed-back dari para pengunjung blog sangat diharapkan. Terima kasih.

Followers


Labels

Visitors

You Say...

Recent Posts