Gerakan Konsumen Indonesia
The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing. (Kejahatan hanya bisa terjadi ketika orang baik tidak berbuat apa-apa). ---Edmund Burke

6.000 Penderita Bibir Sumbing Tidak Tertangani

Senin, 13 Juli 2009 | 10:04 WIB

Bandung, Kompas - Jumlah penderita celah bibir dan langit-langit yang tidak tertangani di Indonesia mencapai 5.000-6.000 kasus per tahun. Hal ini dikhawatirkan berpotensi menurunkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.

”Apabila tidak ditangani dengan cepat, penderita celah bibir dan langit-langit berpotensi buta tuli. Selain itu, akibat kepercayaan diri yang lemah, mereka rentan terkena kelainan psikologis. Pasti hal itu mengurangi produktivitas dan kualitas hidupnya,” kata Ketua Yayasan Pembina Penderita Celah Bibir dan Langit-langit (YPPCBL) Tet Soeparwadi dalam peringatan 30 tahun YPPCBL di Bandung, Jawa Barat, akhir pekan lalu.

Tet mengatakan, saat ini diperkirakan jumlah penderita bertambah 6.000-7.000 kasus per tahun. Namun, karena berbagai macam kendala, jumlah penderita yang bisa dioperasi jauh dari ideal. Hanya 1.000-1.500 pasien per tahun yang mendapat kesempatan menjalani operasi.

Tet mengatakan, ada banyak hal yang menyebabkan hal ini. Beberapa hal yang utama adalah minimnya tenaga dokter, kurangnya informasi masyarakat tentang pengobatannya, dan mahalnya biaya operasi.

Menurut Ketua Ikatan Ortodontis Indonesia Ekky Soeriasoemantri, tidak semua daerah di Indonesia bisa mendapat pengobatan yang sama. Alasannya, jumlah dokter dan pemahaman masyarakat berbeda di setiap daerah.

Menurut Ekky, dalam pembedahan, setidaknya diperlukan tiga ahli bedah, yakni ahli telinga hidung tenggorokan, ahli bedah plastik, serta ahli bedah mulut. Namun, keberadaan tiga dokter spesialis ini mayoritas berada di daerah perkotaan.

”Sangat ironis bila jumlah penderita justru berada di luar Jawa atau daerah terpencil. Mereka tidak memiliki kesempatan operasi karena tidak ada yang bisa menanganinya,” kata Ekky.

Ketua Persatuan Ahli Bedah Mulut dan Maksilofasial Indonesia Jawa Barat Afriandi Roesli mengatakan, tingkat ekonomi menjadi salah satu penyebab munculnya kasus celah bibir dan langit-langit. Hal itu membuat ibu tidak bisa memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya.

CHE
Sumber : Kompas

http://www.kompas.com/read/xml/2009/07/13/10043881/6.000.Penderita.Bibir.Sumbing.Tidak.Tertangani
0 comments:

Post a Comment

Selamat Datang

Blog ini diproyeksikan untuk menjadi media informasi dan database gerakan konsumen Indonesia. Feed-back dari para pengunjung blog sangat diharapkan. Terima kasih.

Followers


Labels

Visitors

You Say...

Recent Posts