Rabu, 14 Juli 2009 13:08 WIB
Metrotvnews.com, Jakarta: Indonesian Corruption Watch (ICW), Dompet Dhuafa dan Yappika menggelar diskusi dengan tema "Hentikan Pungutan di Sekolahmu" di Jakarta, Selasa (14/7). Dalam diskusi ini ICW mengkritisi iklan pendidikan gratis yang dikeluarkan Departemen Pendidikan Nasional.
Menurut anggota ICW Ade Irawan, iklan tersebut tidak berarti apa-apa dan hanya janji pemerintah semata. Menurut Ade, dalam praktiknya orangtua sampai saat ini masih dibebani oleh beragam pungutan di setiap periode tahun ajaran baru.
ICW telah membuka hotline pengaduan orangtua dan menerima banyak pengaduan terkait pungutan liar di sekolah itu. ICW menuntut adanya perubahan kebijakan dan transparansi dana alokasi pendidikan dalam APBN.
Departemen Pendidikan Nasional mengkampanyekan sekolah gratis kepada masyarakat luas sejak awal tahun ini. Banyak orangtua siswa terlena dan memuji-muji pemerintah yang senantiasa menjamin hak asasi warga negaranya dalam pelayanan pendidikan.
Namun, harapan itu langsung pupus ketika beberapa sekolah membebankan sejumlah biaya. Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo mengakui, iklan sekolah gratis memang tidak berarti semua biaya pendidikan siswa ditanggung oleh pemerintah.
Alasannya, karena anggaran yang dialokasikan pemerintah hanya cukup untuk operasional sekolah, seperti uang sumbangan penyelenggaraan pendidikan (SPP) dan subsidi buku untuk perpustakaan sekolah.
ICW menilai iklan sekolah gratis tersebut menyesatkan. Karena anggaran yang dialokasikan hanya sebesar Rp 400 ribu per tahun untuk siswa SD di kota dan Rp 397 ribu untuk siswa SD di kabupaten.
Sedangkan untuk siswa SMP sebesar Rp 575 ribu per siswa di kota besar per tahun dan Rp 570 ribu untuk setiap siswa di kabupaten. Dengan alokasi anggaran sebesar itu berarti orangtua siswa masih harus menanggung biaya Rp 1,4 juta per tahun.(DOR)
http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/newscatvideo/sosbud/86524/14/7/2009/ICW--Iklan-Pendidikan-Gratis
Post a Comment