Gerakan Konsumen Indonesia
The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing. (Kejahatan hanya bisa terjadi ketika orang baik tidak berbuat apa-apa). ---Edmund Burke

Korporasi Telah Menguasai Negara

13/07/2009 - 05:58

Para pengamat ekonomi politik menilai negara-negara di dunia saat ini telah dikuasai oleh korporat-korporat raksasa. Beberapa korporat menguasai bahan tambang, energi, dan logam mulia. Korporat lainnya memegang persenjataan, media, dan keuangan.

Fenomena ini sebenarnya wujud strategi usang hasil pengembangan kapitalisme. Sejak abad ke-16, negara-negara kerajaan kapitalis menggunakan korporat untuk menguasai, menguras harta, dan menjajah bangsa-bangsa terbelakang.

Korporat tersebut misalnya VOC (abad 16-18) milik kerajaan Belanda. VOC berhasil mencaplok dan menjajah beberapa kepulauan di Asia Tenggara dan Pasifik. Korporat menggeser kedudukan para raja, bangsawan dan negarawan.

Negara menjadi semacam perusahaan berorientasi profit. Negara hanya fokus terhadap keuntungan materi. Pemerintahan di bawah kendali korporat ini disebut sebagai korporatokrasi.

Pengaruh korporat menunjukkan kenaikan signifikan pasca Perang Dunia II. Perang ini mengokohkan posisi korporat sebagai supplier persenjataan, logistik, sumber energi, media, dan keuangan negara-negara di seluruh dunia.

Kini, VOC-VOC baru bermunculan. Mereka lebih terorganisasi dan serakah. Mereka mampu merekayasa konstitusi supaya memuluskan jalan untuk merampok harta rakyat. Mereka bisa memengaruhi pemerintah. Beberapa korporat mampu mencaplok sumber energi, logam mulia, dan media. Misalnya Exxon, Chevron, Newmont, Freeport, MNC.

Negara melepas tanggung jawab atas rakyat. Pendidikan, kesehatan, keamanan rakyat setahap demi setahap. Semua itu diberikan kepada swasta bermodal raksasa para pemilik korporat. Celakanya, mental mereka hanya berorientasi profit. Mereka tidak mau peduli akan penderitaan rakyat.

Memang, korporat memberikan solusi terhadap masalah rakyat seperti program CSR. Tetapi apakah cukup untuk semua rakyat? Program-program itu akhirnya dipandang sebagai kosmetik saja. Dengan kata lain, program-program itu hanya menambal sulam kebobrokan sistem kapitalisme, tanpa menyentuh akar permasalahannya.

Formula ini menunjukkan kapitalisme sebagai hasil akumulasi keuntungan dan keserakahan. Kapitalisme memang berhasil menciptakan akumulasi kemakmuran terbesar sepanjang sejarah peradaban. Tetapi, kekayaan itu hanya menumpuk pada segelintir orang saja.

Sementara itu, sebagian besar orang tengah berkubang di lumpur hina kemiskinan. Kemiskinan ini menimbulkan efek buruk seperti kebodohan dan kriminal.

Kapitalisme adalah landasan filosofis korporatokrasi. Kapitalisme melegitimasi keserakahan dan memberikan kebebasan kepemilikan harta tanpa batas. Akibatnya, terjadi kesenjangan ekonomi dan tragedi kemanusiaan.

Kapitalisme mencetak manusia bermental profit oriented. Sepanjang hidupnya, manusia hanya berfokus pada keuntungan materi. Mereka akan menggunakan segala cara untuk mendapatkan materi dan kesenangan biologis saja. Kapitalisme sebenarnya tengah menciptakan peradaban

hewan rendahan.

Masalah utama kapitalisme adalah cara memperoleh, mengolah harta dan kepemilikannya. Kapitalisme memandang harta boleh didapat, diolah, dan dimiliki sebebas-bebasnya oleh individu, grup, atau korporat.

Islam membatasi kepemilikan harta menjadi tiga kelompok: kepemilikan pribadi, kepemilikan umum, dan kepemilikan negara. Kepemilikan individu meliputi tanah dan benda yang tidak menyalahi ketentuan syara. Kepemilikan ini juga meliputi kepemilikan perusahaan-perusahaan komersial yang diperbolehkan syara.

Kepemilikan umum meliputi sumber energi, barang tambang, hutan, padang rumput, dan kekayaan alam yang diatur oleh syara. Pengolahan kekayaan ini dilakukan oleh negara untuk diberikan kepada rakyat secara merata. Harta milik umum dilarang keras dimiliki oleh individu, grup, atau korporat.

Kepemilikan negara meliputi perusahaan negara, sebagian harta rampasan perang, dll yang menjadi milik negara berdasarkan aturan syara. Islam membatasi cara dan pengolahan harta sesuai dengan aturan syara. Cara memeroleh harta haruslah dengan cara halal. Demikian pula dengan pengolahan dan pembelanjaan harta, harus dengan cara halal.

Islam mendukung penggunaan teknologi tinggi dalam upaya pengolahan harta milik umum, sehingga hasilnya secara optimal dikembalikan kepada seluruh rakyat tanpa memandang agama, ras, dan kebangsaan.

Handi Nurf
handi2009@gmail.com

http://www.inilah.com/berita/citizen-journalism/2009/07/13/127050/korporasi-telah-menguasai-negara/
0 comments:

Post a Comment

Selamat Datang

Blog ini diproyeksikan untuk menjadi media informasi dan database gerakan konsumen Indonesia. Feed-back dari para pengunjung blog sangat diharapkan. Terima kasih.

Followers


Labels

Visitors

You Say...

Recent Posts