Gerakan Konsumen Indonesia
The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing. (Kejahatan hanya bisa terjadi ketika orang baik tidak berbuat apa-apa). ---Edmund Burke

Larangan Mengunduh, Tapi Pelaksanaannya Sulit

19 Juni 2009 - 1:08pm

Oleh Eelco Walraven

Mengikuti jejak Prancis, Belanda akan melarang pengunduhan gelap. Tapi kecil kemungkinan larangan itu akan berhasil mencapai sasaran.

Industri hiburan harus terlebih dahulu mengajukan berbagai usulan, sebelum Belanda melarang pengunduhan. Tanpa alternatif, larangan pengunduhan musik, film dan games akan sulit untuk diterapkan. Demikian pendapat kelompok kerja parlemen Belanda. Masih dipertanyakan apakah penerbitan undang-undang dan peraturan untuk dunia maya internet tidak akan sia-sia belaka.

Kelompok kerja Hak Cipta mempelajari kendala-kendala dalam undang-undang hak cipta Belanda. Dalam laporannya, kelompok kerja ini mengusulkan serangkaian tindakan untuk mencegah penyebaran melalui internet bahan-bahan yang mendapat perlindungan undang-undang hak cipta.

Itikad buruk
Di situs web, pengunduh kawakan sementara ini sudah menguasai semua teknik untuk menembus berbagai kendala, sehingga semua tindakan pengamanan terbaru pun, akan langsung kadaluarsa. Karena itu, kelompok kerja ini misalnya mendukung pelacakan data pelanggan dan alamat IP.

Saat ini pengunduh yang beritikad buruk, dengan biaya beberapa euro saja sudah bisa membeli alamat IP yang tidak dapat dilacak. Atau berlindung pada perusahaan-perusahaan yang khusus berkecimpung dalam hal ini.

Jasper Bakker dari Webwereld.nl juga mempertanyakan metode yang diusulkan. Ia mengingatkan soal pelanggaran privasi: "Lembaga konsumen kini sudah mempermasalahkan soal pengunduh yang dicap kriminal". Tetapi, Bakker mendukung sistem lisensi baru yang disarankan kelompok kerja Hak Cipta: "Sistem itu memisahkan kandungan dari wadah. Konsumen tidak lagi membeli CD-nya, tetapi membeli hak mendengarkan musik".

Tambal sulam
Sasaran sistem lisensi adalah mengakhiri semua diskusi seputar hak cipta. Menurut kelompok kerja, undang-undang ini lebih merupakan undang-undang Eropa, yang terus menerus mengalami tambal-sulam. Kelvin Smits, pendiri Younison, mengambil kesimpulan lebih keras lagi. Dalam wawancaranya dengan harian Belgia De Standaard, Smits mengatakan: "Undang-undang hak cipta tidak mengikuti perkembangan teknologi".

Sebagai organisasi pembela kepentingan anggotanya, Younison mendukung perlindungan hak cipta digital. "Kini sudah ada suatu sistem teknik, di mana setiap kelompok band bisa mengetahui siapa saja yang mengunduh musik mereka. Dengan tarif sepuluh sen setiap kali mengunduh, suatu kelompok musik sudah bisa mengetahui berapa pendapatan mereka".

Tidak ada pilihan lain
Suara-suara tersebut sangat menggembirakan ketua kelompok kerja Arda Gerkens, dari Partai Sosialis, SP. Ia menyatakan, industri hiburan ikut bertanggung-jawab atas situasi sekarang ini. "Pengembangan teknologi industri hiburan ketinggalan, sementara sudah sekian banyak kasus peng-unggahan ilegal dan peng-unduhan legal. Ini memang suatu masalah. Dan ini terjadi, karena industri hiburan tidak menyediakan pilihan lain".
Bakker: "Pasrah menerima begitu saja, mungkin paling mudah. Tapi, industri hiburan sudah bertahun-tahun mengeluh mengalami kerugian, karena banyaknya pencurian". Bakker merujuk pada berbagai situs yang menawarkan produk ilegal, atau memberi tahu di mana produk tersebut bisa diunduh, kini sudah menarik para pemasang iklan. Salahsatu di antaranya adalah The Pirate Bay.

Prince
Gerkens mendukung usul tersebut. "Di Cina, dan sejak beberapa waktu lalu juga di Inggris dan Denmark, sudah berlangsung sistem, di mana produk musik sebagian ditawarkan cuma-cuma, dan sebagian lagi dengan pembayaran". Yang akan tetap menjadi pertanyaan adalah, mengapa seorang pengunduh mau membayar, untuk sesuatu, yang dengan berbagai cara, bisa ia peroleh gratis.
Ancaman hukuman bukan jalan keluar. Pengalaman sejarah sudah menunjukkan hal ini. Larangan atas program pengunduh, Napster, hanya mendorong lahirnya berbagai sistem dan program baru. Bahkan, pemusik Prince sudah merasakan, aksi langsung menghadapi para penyedia unduhan, tidak berhasil.

Beberapa situs memang menghilang, ketika situs web kelompok Prince menjual produk musik mereka. Namun, seorang pengunduh dengan sedikit pengetahuan teknis, tanpa kesulitan, akan bisa mengunduh suatu nomor musik yang ditawarkan oleh Prince, secara gratis, dari situs lain.

Links:
http://www.tweedekamer.nl/nieuws/kamernieuws/newspage531_eindrapport_auteursrecht.jsp#
http://www.younison.eu/news

http://www.rnw.nl/id/bahasa-indonesia/article/larangan-mengunduh-tapi-pelaksanaannya-sulit
0 comments:

Post a Comment

Selamat Datang

Blog ini diproyeksikan untuk menjadi media informasi dan database gerakan konsumen Indonesia. Feed-back dari para pengunjung blog sangat diharapkan. Terima kasih.

Followers


Labels

Visitors

You Say...

Recent Posts