Gerakan Konsumen Indonesia
The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing. (Kejahatan hanya bisa terjadi ketika orang baik tidak berbuat apa-apa). ---Edmund Burke

Obat Pencahar, Amankah?

Minggu, 21 Juni 2009 09:30 WIB

Penulis : Ikarowina Tarigan

JIKA mengalami ketidaknyamanan akibat sembelit, maka yang mungkin terpikirkan oleh Anda adalah menggunakan laksatif atau obat pencahar yang bisa dibeli di pasaran tanpa resep dokter. Laksatif merupakan substansi yang bisa digunakan secara oral atau dimasukkan melalui rektum untuk meredakan atau mencegah konstipasi. Tapi, apakah laksatif ini sepenuhnya aman? Laksatif memang bisa mencegah dan meredakan sembelit. Tapi, tidak semua laksatif aman digunakan untuk jangka panjang. Penggunaan jenis laksatif tertentu secara berlebih bisa menyebabkan ketergantungan serta menurunkan fungsi usus.

Sebelum mencoba laksatif

Sebelum beralih ke laksatif, ada baiknya Anda mencoba perubahan gaya hidup berikut:

* Konsumsi makanan kaya serat.
* Perbanyak minum air setiap harinya.
* Olahraga teratur.


Perubahan gaya hidup dan diet sehat terbukti efektif mengatasi masalah sembelit pada beberapa orang. Jika masalah Anda tetap berlanjut, pilihan selanjutnya mungkin laksatif dosis ringan.

Bagaimana laksatif meredakan sembelit?

Laksatif bekerja dengan cara yang berbeda. Dan efektivitas masing-masing laksatif juga bervariasi pada setiap orang. Pada umumnya, laksatif yang bersifat menggumpalkan, yang dikenal juga dengan suplemen serat, merupakan jenis laksatif yang paling ringan dan paling aman untuk digunakan dalam jangka panjang. Sedang laksatif yang bersifat stimulan, merupakan jenis laksatif terkeras dan sebaiknya tidak digunakan untuk jangka panjang.

Selain itu, laksatif yang digunakan oral bisa mengganggu penyerapan obat dan nutrisi-nutrisi dari makanan. Sedang laksatif yang dimasukkan melalui rektal biasanya tidak mempunyai efek seperti ini. Di samping itu, beberapa laksatif baik oral maupun rektal bisa menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit (termasuk kalsium, klorida, kalium, magnesium, dan sodium) jika digunakan dalam jangka panjang. Elektrolit ini sangat penting dalam mengatur kontraksi otot, ritme jantung, fungsi saraf, keseimbangan cairan dan fungsi tubuh lainnya. Jadi, ketidakseimbangan elektrolit ini bisa menyebabkan berbagai masalah seperti ritme jantung yang tidak normal, perasaan lemah, bahkan kebingungan.

Perhatikan label untuk melihat laksatif kombinasi

Beberapa produk menggabungkan beberapa jenis laksatif, seperti stimulan dan yang bersifat melembutkan sampah sisa makanan. Produk kombinasi bukan berarti lebih manjur daripada produk laksatif dengan satu komponen saja. Akan tetapi cenderung menimbulkan efek samping karena kandungan gandanya. Karena ini, pastikan membaca label terlebih dahulu sebelum membeli untuk memastikan jumlah laksatif yang digunakan.

Risiko penggunaan laksatif

Interaksi dengan obat

Laksatif bisa berinteraksi dengan obat-obat pengencer darah, serta obat-obatan untuk jantung dan tulang lainnya. Jadi, sebelum menggunakan laksatif, pastikan membaca label terlebih dahulu. Jika Anda tidak yakin mengenai pilihan laksatif yang tepat, berkonsultasilah dengan apoteker atau dokter Anda. Selain itu, jangan menggunakan laksatif lebih dari dosis yang dianjurkan dokter.

Komplikasi

Karena laksatif dijual tanpa resep dokter, bukan berarti obat ini tidak mempunyai risko apapun. Penggunaan laksatif bisa berbahaya jika sembelit yang Anda alami disebabkan oleh kondisi serius seperti radang usus buntu atau gangguan usus. Jika Anda sering menggunakan laksatif hingga rentang waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan, maka obat ini bisa menurunkan kemampuan alami colon untuk berkontraksi dan pada dasarnya bisa memperburuk sembelit. Menurut uraian di situs mayoclinic, pada beberapa kasus kronis, penggunaan laksatif berlebih bisa merusak saraf, otot-otot dan jaringan usus besar Anda.

Tidak aman digunakan selama kehamilan dan pada anak berusia di bawah 6 tahun

Jangan berikan laksatif pada anak yang belum berusia 6 tahun tanpa anjuran dokter. Dan jika sedang hamil, berkonsultasilah dengan dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan laksatif. Laksatif yang bersifat membentuk gumpalan dan melembutkan pada umumnya aman digunakan selama kehamilan, tetapi jenis laksatif yang lebih kuat bisa membahayakan janin Anda. Jika baru melahirkan, ada baiknya juga berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan laksatif. Meskipun beberapa laksatif biasanya aman digunakan selama menyusui, beberapa kandungan bisa masuk ke air susu dan menyebabkan diare pada bayi Anda.

http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2009/06/21/1310/9/Obat-Pencahar-Amankah
0 comments:

Post a Comment

Selamat Datang

Blog ini diproyeksikan untuk menjadi media informasi dan database gerakan konsumen Indonesia. Feed-back dari para pengunjung blog sangat diharapkan. Terima kasih.

Followers


Labels

Visitors

You Say...

Recent Posts