Gerakan Konsumen Indonesia
The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing. (Kejahatan hanya bisa terjadi ketika orang baik tidak berbuat apa-apa). ---Edmund Burke

Arief Rahman: Anak di Daerah Konflik Butuh Pendidikan Informal

Kamis, 6 Agustus 2009 | 14:54 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kondisi psikologis anak-anak yang berada di daerah pascakonflik tentu berbeda dengan kondisi pada anak-anak di daerah yang lebih kondusif pada umumnya. Anak-anak ini mengalami tekanan berat dan rasa trauma yang dapat mengganggu proses perkembangan mereka. Praktisi pendidikan Prof Dr Arief Rahman menilai, anak-anak tersebut lebih membutuhkan pendidikan informal untuk mengembalikan kondisi psikologisnya.

"Anak-anak yang mengalami trauma akibat konflik, belum mampu menerima materi pendidikan formal yang kaku. Mereka lebih membutuhkan pendidikan informal yang lebih banyak berisi kegiatan pembentukan karakter," ungkap Arief di sela-sela workshop Pengembangan Mobil Pintar untuk Daerah Tertinggal, Pasca Konflik, dan Rawan Bencana, di Gedung Depdiknas, Jakarta, Kamis (6/8).

Menurut Arief, ada empat permasalahan berat yang dihadapi anak-anak di daerah pascakonflik. Yakni pertama, kondisi psikologis anak yang mengalami rasa trauma akibat kehilangan anggota keluarga atau tempat tinggalnya. Kedua, kehilangan motivasi internal dari dalam diri. "Bahkan mereka bisa kehilangan cita-cita akibat hancurnya motivasi tersebut," ungkap Arief.

Ketiga, tambah Arief, anak-anak tersebut telah kehilangan jejaring di lingkungannya, yakni sahabat-sahabat dan alam sekitar tempat ia biasa bermain. Dan keempat, mereka cenderung menganggap orang asing sebagai musuhnya.

"Untuk menangani kondisi-kondisi anak-anak itu, hanya bisa dilakukan dengan pendidikan informal yang terus dilakukan secara simultan," terang Ketua Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) itu.

Menurutnya, anak-anak tersebut tidak perlu mendapat terapi psikologis. Yang mereka butuhkan, lanjut Arief, adalah kegiatan-kegiatan edukatif yang dapat memberikan pencerahan-pencerahan melalui bahan ajarnya.

"Dalam pendidikan informal tersebut terdapat materi ajar yang berbasis pada positive thinking, sehingga dapat membentuk jati diri dan karakter dalam membangun perekatan sosialnya (social cohesion)," tandasnya.

C11-09

http://edukasi.kompas.com/read/xml/2009/08/06/14542844/Arief.Rahman.Anak.di.Daerah.Konflik.Butuh.Pendidikan.Informal
0 comments:

Post a Comment

Selamat Datang

Blog ini diproyeksikan untuk menjadi media informasi dan database gerakan konsumen Indonesia. Feed-back dari para pengunjung blog sangat diharapkan. Terima kasih.

Followers


Labels

Visitors

You Say...

Recent Posts