Selasa, 4 Agustus 2009 | 15:54 WIB

SAMPANG | SURYA Online - 17 sekolah dasar negeri (SDN) di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur (Jatim), berdiri di atas lahan milik perseorangan.

Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Sampang, Heri Purnomo, ketika dimintai konfirmasi di Sampang, Selasa (4/8), mengatakan, pemerintah kabupaten (pemkab) setempat berupaya menyelesaikan persoalan itu. Namun, lanjutnya, yang menjadi kendala adalah pemilik tanahnya sudah meninggal dunia sehingga pihaknya kesulitan untuk melakukan sertifikasi.

Ia mencontohkan kasus sengketa tanah di SDN Batukarang I Kecamatan Camplong. Akibat persoalan itu, proses belajar mengajar sempat terganggu.

Seperti yang diberitakan, seorang yang mengaku ahli waris mencoba menutup sekolah itu pada hari Senin (3/8) kemarin.

Menurut Heri Purnomo, jumlah SDN bermasalah di Sampang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah lembaga pendidikan bermasalah di kabupaten lain di Pulau Madura, seperti Bangkalan dan Pamekasan. Di dua kabupaten itu, SDN bermasalah mencapai ratusan.

“Di Bangkalan yang saya tahu ada 300 lembaga pendidikan bermasalah,” papar Heri.

Kondisi itu, tambahnya, menjadi ancaman bagi pemkab jika sewaktu-waktu pemilik tanah menggugatnya atau melakukan aksi seperti penyegelan sekolah yang berujung pada lumpuhnya kegiatan belajar mengajar.

“Kami berharap awal 2010 persoalan sengketa tanah tersebut tuntas,” harap Heri.

Heri menyebutkan, 445 dari 679 lembaga pendidikan yang ada di kabupaten setempat belum memiliki sertifikat tanah, atau sertifikatnya masih atas nama perseorangan.

“Sekolahan di atas lahan yang menjadi objek sengketa itu tidak hanya SD, tetapi hampir semua lembaga pendidikan di sini,” katanya.

Sebelumnya, Kepala Sub bagian Umum Pemkab Sampang, Muhammad Umar mengatakan, pemkab sedang berupaya melakukan sertifikasi semua lembaga pendidikan yang ada di kabupaten setempat, mulai dari tingkat SD hingga sekolah menengah atas (SMA). ant

http://www.surya.co.id/2009/08/04/banyak-lembaga-pendidikan-di-madura-bermasalah.html