Sabtu, 8 Agustus 2009 | 18:52 WITA
Sidrap, Tribun - Pemerintah Kabupaten Sidrap menilai komoditas beras sejauh ini masih menjadi alat politis pihak-pihak tertentu untuk mengambil keuntungan sebesar-besarnya.
"Beras adalah alat politik. Hitung-hitung nilai ekonomis masyarakat Sidrap tidak sejahtera," kata Bupati Sidrap, Rusdi Masse di Sidrap, Sabtu.
Menurut dia, tingkat kesejahteraan masyarakat yang berada di daerah sentra produksi padi terbesar di Sulsel ini jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan kesejahteraan masyarakat di daerah lainnya.
"Semakin hari kesejahteraan masyarakat Sidrap makin rendah bila di bandingkan saudara-saudara kami yang ada di daerah lain," ujarnya.
Hal ini, lanjut dia dipengaruhi rendahnya nilai tambah hasil pertanian masyarakat dan ditambah beras menjadi alat politik yang penyerapannya tidak pernah sesuai dengan nilai ekonomis yang sebenarnya.
Padahal, lahan pengembangan pertanian di kabupaten Sidrap sebesar 4.680 hektare telah mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap penyediaan stok pangan nasional dengan produksi rata-rata 130 ribu ton per tahun.
"Daerah kami memberi kontribusi sekitar 9,5 persen dari target pencapaian surplus beras Sulsel tahun ini sebanyak 2,1 juta ton," pungkasnya.
Sebaiknya, lanjutnya, pemerintah mampu memberikan perhatian lebih terhadap daerah-daerah penghasil beras, paling tidak hal ini untuk menjaga dan menjamin ketersediaan stok pangan secara nasional.(*)
http://www.tribun-timur.com/read/artikel/42889
Post a Comment