Rabu, 05-08-09 | 21:46

MAKASSAR -- Pidato Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, tentang kenaikan gaji pegawai negeri sipil berimplikasi negatif. Harga-harga sejumlah kebutuhan pokok di pasar tradisional melonjak. Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, sendiri mengaku resah dengan hal ini. Menurut dia, kenaikan gaji PNS memang memicu kenaikan harga. Apalagi pengumuman dilakukan menjelang Ramadan.

"Saya tidak ingin buru-buru menanggapi rencana pemerintah menaikkan gaji (PNS, red) agar tidak memicu gejolak harga. Itu statement politik yang masih ada penjelasannya," kata Syahrul, di Clarion Hotel and Convention Makassar, 4 Agustus 2009.

Menurut Syahrul, jika kenaikan gaji tersebut sudah digembar-gemborkan, maka itu akan langsung mempengaruhi perkembangan harga bahan pokok. Pada akhirnya, lanjut Syahrul, ini akan merugikan masyarakat. "Jangan sampai hal itu nantinya memicu harga, sementara kita mau puasa. Kasihan kan masyarakat," ujar Syahrul.

Sementara ityu, hasil pemantauan di sejumlah pasar tradisional kemarin menunjukkan naiknya harga sejumlah kebutuhan pokok. Lonjakan paling besar adalah komoditi bawang putih. Di Pasar Terong misalnya. Harga bawang putih yang semula Rp10000 perliter, kemarin sudah diperdagangkan di kisaran Rp 11 ribu. Bahkan ada yang memperdagangkan di harga Rp 12.500 perliter.

Harga minyak goreng curah juga mengalami kenaikan. Jika selama ini minyak goreng curah dijual di kisaran Rp 7.000 perliter, kemarin sudah diperdagangkan di kisara Rp 7.500 perliter. Harga beras sendiri masih relatif stabil. Namun, beberapa hari ke depan, harga beras juga diprediksi ikut melonjak.

Kemarin, beras kepala masih dijual Rp 4.700 perliter. Sedang beras bogor di kisaran Rp 4.000 perliter. Sementara beras mandi juga tetap Rp 4.200 perliter. "Ini masih harga lama," kata salah seorang penjual beras di Pasar Terong bernama Fatimah. (rif-asw-lin)

http://www.fajar.co.id/index.php?option=news&id=65929