Gerakan Konsumen Indonesia
The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing. (Kejahatan hanya bisa terjadi ketika orang baik tidak berbuat apa-apa). ---Edmund Burke

Kesejahteraan Petani Masih Rendah

Senin, 4 Mei 2009

NTP Kalteng 2009 Belum Samai 2007

PALANGKA RAYA – Tingkat kesejahteraan petani Kalimantan Tengah pada Maret 2009 masih rendah dibanding bulan sama tahun 2007. Meskipun nilai tukar petani (NTP) naik 0,04 persen dari Februari 2009 menjadi 96,79 persen pada Maret, tetapi belum mampu menyamai tahun 2007 yang mencapai 100 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Tengah (Kalteng) WS Dantes Simbolon mengatakan, NTP adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (IT) dengan indeks harga yang dibayar petani (IB) dinyatakan dalam persentase.

NTP merupakan salah satu indikator relatif tingkat kesejahteraan petani. Mulai Juni 2008 NTP secara nasional sudah menggunakan tahun dasar 2007 = 100 yang mencakup lima subsektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat (TPR), peternakan, dan perikanan.

Dijelaskannya, subsektor yang menjadi penyebab masih rendahnya kesejahteraan petani Kalteng adalah TPR dan peternakan. NTP TPR hanya 75,27 persen dan peternakan 95,17 persen. Tiga subsektor lainnya cukup membantu peningkatan NTP dari Februari ke Maret, yaitu tanaman pangan 103,37 persen; hortikultura 101,51 persen; dan perikanan 106,61 persen.

“NTP nasional Maret 2009 untuk tanaman pangan adalah 93,90 persen; hortikultura 102,62 persen; TPR 102,23 persen; peternakan 104,06 persen; dan perikanan 104,91 persen,” ujar Dantes Simbolon pada rilis resmi berita statistik di Aula BPS Kalteng, Jumat (1/5) siang.

Mengenai kenaikan NTP Kalteng sebesar 0,04 persen pada Maret 2009, Kepala BPS Kalteng menjelaskan itu terjadi karena IT naik sebesar 0,29 persen dari 113,69 persen menjadi 114,02 persen.

IB juga naik 0,26 persen dari selisih 117,51 persen pada Februari dan 117,81 persen pada Maret. Semua subsektor mengalami kenaikan indeks harga pada IB, yaitu tanaman pangan 0,20 persen; hortikultura 0,04 persen; TPR 0,52 persen; peternakan 0,42 persen; dan perikanan 0,27 persen.

“Indeks harga konsumsi rumah tangga pada Maret 2009 naik 0,34 persen yaitu dari 118,53 persen menjadi 118,93 persen. Ini disebabkan kenaikan beberapa subkelompok, yaitu bahan makanan 0,57 persen; makanan jadi 0,80 persen; sandang 0,01 persen; dan kesehatan 0,24 persen. Subkelompok yang turun indeks harganya adalah perumahan 0,62 persen; transportasi dan komunikasi 0,55 persen; serta pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,68 persen,” jelasnya.

Indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) pertanian bulan ini juga turun 0,09 persen yakni dari 115,08 persen menjadi 114,98 persen. Menurut Dantes, itu disebabkan penurunan beberapa subkelolompok yaitu obat-obatan dan pupuk 0,46 persen; bibit 0,11 persen; serta transportasi 0,17 persen. Subkelompok yang mengalami kenaikan indeks harga adalah upah buruh 0,56 persen serta sewa lahan, pajak, dan lainnya 0,08 persen.

“Hanya subkelompok penambahan barang modal (PBM) yang tak mengalami perubahan pada Februari dan Maret 2009, yaitu 111,81 persen,” ungkapnya. (def)

http://www.kaltengpos.com/berita/index.asp?Berita=EkoBis&id=53129
0 comments:

Post a Comment

Selamat Datang

Blog ini diproyeksikan untuk menjadi media informasi dan database gerakan konsumen Indonesia. Feed-back dari para pengunjung blog sangat diharapkan. Terima kasih.

Followers


Labels

Visitors

You Say...

Recent Posts