Sabtu, 8 Agustus 2009 | 15:17 WITA
MAKASSAR, TRIBUN - Minimnya pasokan minyak tanah dari Pertamina ke pangkalan maupun pengecer bahan bakar tersebut dalam sepekan terakhir ini menjadikan harga minyak tanah di Makassar mencapai Rp10.000/liter atau naik hampir empat kali lipat dari harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah Rp2.700/liter.
Pantauan di sejumlah pengecer minyak tanah di Makassar, Sabtu, masyarakat kota ini terutama yang menggunakan kompor untuk memasak kesulitan mendapatkan bahan bakar tersebut baik di sub agen maupun pengecer yang ada di kota ini.
Sebab, jatah minyak tanah yang biasanya diperoleh 5 - 10 drum berkurang menjadi 1-2 drum, sementara rumah tangga yang membutuhkan BBM ini jumlahnya cukup banyak sehingga ada warga yang sejak pagi antri tidak terlayani akibat kurangnya pasokan minyak tanah ke pengecer.
Akibatnya, harga minyak tanah melambung tinggi mencapai Rp10.000/liter, itu pun untuk mendapatkannya harus mendatangi sejumlah warung/toko yang menjual BBM tersebut karena pengecer yang ada di lingkungannya sudah dibatasi jatahnya.
"Apa boleh buat, kita terpaksa membeli minyak tanah seharga Rp10 ribu per liter hanya untuk menyalakan kompor untuk memasak," kata Ny. Ita, warga kelurahan Borong Raya dan Ny. Marwah, ibu rumah tangga di jalan Abdul Kadir, yang ditemui secara terpisah di
dua warung penjual minyak tanah.
Jika hal ini terus berlangsung hingga puasa ramadan, lanjutnya, masyarakat makin disusahkan, selain membelinya jauh dari rumah juga harganya tinggi, sementara kebutuhan lainnya untuk berbuka puasa harus disediakan, meski pun itu berupa cendol dan kue lapis.
"Kami sangat berharap agar pemerintah Kota Makassar dapat mengatasi hal ini dengan tidak membiarkan masyarakat kesulitan mendapatkan minyak tanah, termasuk harganya sedapat mungkin kembali pada HET yang sudah ditentukan pemerintah," kata Marwah yang suaminya buruh di salah satu usaha barang rongsokan di sekitar jalan Tarakan. (*)
http://www.tribun-timur.com/read/artikel/42866
Post a Comment