Sabtu, 8 Agustus 2009 | 14:49 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi penderita penyakit kronis seperti diabetes, jantung, hipertensi dan gangguan lambung, tetap bisa melakukan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Syaratnya, sakit yang mereka derita dalam keadaan terkontrol dan tetap minum obat secara teratur selama berpuasa.
"Di bulan Ramadhan, semua orang ingin bisa berpuasa penuh. Mereka yang sakit dan berusia lanjut pun ingin menikmati ibadah di bulan suci ini," kata Kepala Rumah Sakit Asri Jakarta Hadianto Mangunnegoro di Jakarta, Sabtu (8/8).
Ahli penyakit dalam Kasim Rasjidi mengemukakan penyakit jantung koroner adalah penyebab kematian nomor satu di dunia. Sebagian orang berpendapat bahwa mengatasi penyakit ini sebenarnya mudah yaitu mengonsumsi makanan yang baik dan berolahraga.
Namun menurut Kasim Rasjidi, hal tersebut tidak bisa dilihat sesederhana itu. Ada faktor risiko penyakit jantung koroner yang tidak bisa diubah, seperti jenis kelamin, umur dan faktor keturunan. Sementara yang bisa dikontrol atau diubah adalah pola kebiasaan sehari-hari yai tu pola makan, kebiasaan bergerak, merokok, kondisi hipertensi, status diabetes, dan kelebihan berat badan.
Ada juga faktor pencetus yaitu stres dan alkohol. Makin banyak faktor risiko, makin besar risiko terjadinya penyakit jantung koroner.
Oleh karena itu bisa dikatakan bahwa kesehatan yang baik bukan sekadar makanan bagus dan olahraga, tapi lebih jauh lagi adalah mengenai pandangan hidup dan perilaku mental seseorang terhadap diri sendiri. Dengan berpuasa maka segala faktor pencetus dapat dihindari.
"Pola makan menjadi lebih teratur, kebiasaan merokok terkurangi, dan pikiran menjadi lebih tenang sehingga jauh dari stres," papar Kasim Rasjidi.
Dengan berpuasa, kelebihan berat badan yang merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner dapat dikurangi. Dengan berat badan ideal maka beban kerja jantung tak akan berlebih. Selain itu, hasil dari berpuasa sehat bisa menyebabkan tekanan darah dan keseimbangan kadar kolesterol, maupun gula darah menjadi terkontrol.
Puasa juga bermanfaat bagi mereka yang memiliki masalah di saluran cerna. Agus Sudiro Waspodo, ahli penyakit dalam dari RS Asri Jakarta menyatakan, dengan pola makan yang lebih teratur dan menghindari menu-menu makanan yang tidak sehat atau berlebihan, maka saluran cerna bisa menjadi lebih sehat. Bisa dianggap pula sebagai salah satu metode detoksifikasi.
Bagi mereka yang memiliki penyakit diabetes, jantung koroner, maupun gangguan saluran cerna, pola pemberian obat selama berpuasa pun bisa disesuaikan sehingga puasa tidak mengganggu kesehatan, namun justru makin menyehatkan.
LOK
http://kesehatan.kompas.com/read/xml/2009/08/08/14493334/penderita.penyakit.kronis.puasa.tetap.ok
Post a Comment