Selasa, 08 September 2009 pukul 17:29:00
JAKARTA -- Indonesia tidak mempermasalahkan soal tingginya gaji Bankir yang dinilai oleh sejumlah negara G20 menjadi salah satu penyebab krisis global. "Itu kan bukan isu kita. Tapi Amerika dan Eropa. Kita gak ada masalah dengan gaji Bankir," ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal Anggito Abimanyu di gedung Departemen Keuangan Jakarta Selasa (8/9).
Dalam kesepakatan yang dituangkan pada pertemuan G20 beberapa waktu lalu, gaji CEO bank itu itu dinilai sangat mahal. Sehingga membuat ongkos cukup besar yang membebani keuangan Bank. "Ini yang menjadi permasalahan," ujarnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan renumerasi eksekutif memang dibatasi. Namun format dan strukturnya diserahkan kepada negara-negara masing-masing. Karena kondisi dan situasi semua negara tidak dapat dianggap sama. "Perancis waktu itu bahkan sampai tekhnis menyebutkan nilainya, tapi ini banyak ditentang," paparnya.
Pada pemberitaan sebelumnya para menteri keuangan dari negara maju dan berkembang di G20 mencapai kata sepakat untuk membatasi bonus luar biasa para bankir. Selain itu, mereka juga mengusulkan agar gaji para eksekutif yang berlebihan dibatasi.
Berbagai alasan timbul mengapa bankir diberikan gaji yang cukup besar. Salah satunya tujuan bonus dan gaji para eksekutif lembaga keuangan, agar mereka tetap betah menjadi pegawai di institusi yang bersangkutan serta tidak mudah dibajak oleh institusi keuangan lain. Selain itu, tanggung jawab mereka dianggap sangat besar sehingga mereka pantas diganjar bonus dan gaji yang luar biasa besar. ant/itz
http://www.republika.co.id/berita/75016/Indonesia_Tak_Permasalahkan_Gaji_Bankir
Post a Comment