Gerakan Konsumen Indonesia
The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing. (Kejahatan hanya bisa terjadi ketika orang baik tidak berbuat apa-apa). ---Edmund Burke

Kesehatan Warga Membaik Saat Resesi Ekonomi

Selasa, 29/09/2009 12:36 WIB

Irna Gustia - detikHealth

New York, Siapa bilang resesi ekonomi selamanya buruk? Resesi memang membuat kemerosotan ekonomi baik individu, korporasi dan negara berantakan. Tapi di balik resesi itu ternyata ada hikmahnya buat kesehatan warga.

Sebuah studi menunjukkan adanya tren kenaikan kesehatan saat terjadi depresi besar (Great Depression) yang melanda AS dan dunia di tahun 1929 sampai 1932.

Peneliti dari University of Michigan menemukan harapan hidup di AS meningkat 6 tahun selama masa Great Depression dari rata-rata usia 57 tahun menjadi 63 tahun baik perempuan atau laki-laki, kulit putih maupun berwarna.

Angka kematian akibat penyakit, kecelakaan dan kematian bayi menurun tajam selama Great Depression.

"Temuan ini berlawanan dengan anggapan banyak orang bahwa masa resesi dengan pengangguran yang tinggi berbahaya bagi kesehatan," kata Jose Tapia Granados, peneliti dari Institute for Social Research seperti dilansir dari Reuters, Selasa (29/9/2009).

Temuan tersebut telah dipublikasikan pada Senin 28 September dalam Proceedings of the National Academy of Sciences. Penelitian ini juga melengkapi penelitian sebelumnya yang menunjukkan korelasi antara jatuhnya ekonomi dan peningkatan kesehatan di berbagai negara.

Studi yang meliputi penelitian selama selama periode 1920-1940 itu juga menemukan bahwa kesehatan warga meningkat selama empat tahun masa Great Depression dan selama resesi yang terjadi pada tahun 1921 dan 1938.

Tetapi sebaliknya, angka kematian meningkat dan harapan hidup justru menurun ketika ekonomi sedang mengalami pertumbuhan besar atau ekspansi yang kuat seperti kejadian di tahun 1923, 1926, 1929, dan 1936-1937.

Studi tidak menemukan alasan mengapa hal itu terjadi. Namun menurut Tapia Granados hal itu terjadi karena masa-masa ekspansi ekonomi telah dikaitkan dengan semakin meningkatnya jumlah orang merokok dan minum, kurang tidur dan tingkat stres pekerjaan yang lebih tinggi.

"Selama masa ekspansi, perusahaan menjadi sangat sibuk dan perusahaan biasanya menuntut banyak dari karyawannya mulai dari lembur hingga tuntutan bekerja yang lebih cepat. Hal ini dapat membuat stres yang kemudian dilampiaskan karyawan dengan banyak minum dan merokok," kata Tapia Granados.

Ekspansi ekonomi juga membuat arus lalu lintas semakin ramai yang memacu banyak terjadi kematian akibat kecelakaan. Belum lagi angka kecelakaan kerja yang meningkat karena banyak perusahaan ketika masa ekspansi ekonomi menggunakan tenaga kerja yang belum berpengalaman.

Peningkatan produksi industri dan ramainya lalu lintas di jalan telah membuat polusi udara bertambah. Tapia Granados mengatakan penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa kematian akibat penyakit jantung cenderung meningkat tajam saat polusi udara semakin berat.

Peneliti menemukan 5 dari 6 penyebab kematian tertinggi di AS relatif stabil dan cenderung menurun selama masa Great Depression. Kecuali kasus kematian akibat bunuh diri.

Menurunnya tingkat kematian ini karena selama masa resesi hanya ada sedikit pekerjaan yang bisa dilakukan dan karyawan juga bekerja dengan lebih lambat.

"Sehingga ada waktu lebih banyak untuk tidur, dan karena orang memiliki uang lebih sedikit selama masa resesi mereka jadi sayang untuk menghamburkannya dengan membeli alkohol dan rokok," katanya.

http://health.detik.com/read/2009/09/29/123653/1210986/763/kesehatan-warga-membaik-saat-resesi-ekonomi
0 comments:

Post a Comment

Selamat Datang

Blog ini diproyeksikan untuk menjadi media informasi dan database gerakan konsumen Indonesia. Feed-back dari para pengunjung blog sangat diharapkan. Terima kasih.

Followers


Labels

Visitors

You Say...

Recent Posts