Gerakan Konsumen Indonesia
The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing. (Kejahatan hanya bisa terjadi ketika orang baik tidak berbuat apa-apa). ---Edmund Burke

Pemerintah Belum Maksimal Mainkan Peran dalam Konversi Energi

Sabtu, 5 September 2009 | 11:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Peralihan bahan bakar minyak ke bahan bakar gas sebenarnya merupakan tugas pemerintah karena sudah tercantum di dalam Perpres 5/2006 tentang Kebijakan Energi Nasional.

"Namun ini tidak berjalan," kata Direktur Bina Sistem Transportasi Perkotaan Departemen Perhubungan Elly Sinaga, dalam kesempatan sosialisasi "Green Highway Project" yang dilakukan oleh Angva dan Asosiasi Pengusaha Compressed Natural Gas Indonesia di PT Petross, Sabtu (5/9).

Menurut Elly, hal tersebut tidak berjalan karena sampai saat ini masih dilakukan pilot project kepada kendaraan umum. Ada 3.000 taksi di Jakarta, 700 dan 1.000 angkutan umum di Palembang dan Bogor yang diberi converter CNG, yakni alat untuk mengonversi BBM ke BBG (bahan bakar gas). "Biaya converter itu Rp 6 juta-Rp 100 juta. Karena ini pilot project maka sifatnya hibah," ucap Elly.

Hambatan lain, ia mengungkapkan, pemerintah dalam hal ini Pertamina belum menyediakan pengisian BBG yang memadai. Untuk Jakarta hanya memiliki 7 stasiun BBG. "Satu akan dibangun lagi di Grogol. Tapi, ternyata izinnya belum dikeluarkan," paparnya.

Hambatan berikutnya, lanjut Elly, adalah kurangnya sosialisasi manfaat BBG. Harga converter CNG memang mahal, tetapi itu sifatnya investasi. Karena harga BBG jauh lebih murah daripada premium, dengan jarak tempuh yang sama (LSP=liter setara premiun). Per liternya BBG Rp 3.000, sedangkan premium Rp 4.500. "Belum soal BBG yang ramah lingkungan," tandas Elly.

Terkait dengan manfaat BBG, Ade Palguna, Asisten Deputi Urusan Pengendalian Pencemaran Emisi Sumber Bergerak, mengatakan bahwa BBG tidak menghasilkan gas emisi. Jika penggunaan BBG dapat dilakukan secara masif maka akan menurunkan HC dan CO sampai 70 persen. "Ini harus terus diupayakan karena kalau kuallitas udara jelek, spending biaya kesehatan masyarakat semakin tinggi," tutur Ade.

Untuk itu, pemerintah sebagaimana disampaikan Elly terus mendorong usaha swasta dan masyarakat untuk menyosialisasikan pemakaian BBG. "Pada tahun 2005 emisi kita 2,5 giga ton, jika tidak ada usaha apa pun maka pada tahun 2030 menjadi 3,6 giga ton,"" ucap Elly.

Sosialisasi BBG yang dibalut tema "Green Highway Project" ini dilakukan dengan konvoi kendaraan pribadi, opelet, dan bajaj berbahan bakar gas. Konvoi akan berhenti di Monumen Nasional, Bundaran HI, Blok M, Lebak Bulus, Taman Mini Indonesia Indah, lalu kembali ke PT Petross di Jalan Perintis Kemerdekaan.

ONE

http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/09/05/11375632/pemerintah.belum.maksimal.mainkan.peran.dalam.konversi.energi
0 comments:

Post a Comment

Selamat Datang

Blog ini diproyeksikan untuk menjadi media informasi dan database gerakan konsumen Indonesia. Feed-back dari para pengunjung blog sangat diharapkan. Terima kasih.

Followers


Labels

Visitors

You Say...

Recent Posts