Gerakan Konsumen Indonesia
The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing. (Kejahatan hanya bisa terjadi ketika orang baik tidak berbuat apa-apa). ---Edmund Burke

Setelah Tarif Tol, Elpiji dan Listrik akan Naik

Senin, 28 September 2009 03:02 WIB

JAKARTA--MI: Setelah tarif tol yang resmi naik rata-rata 15% hari ini, rakyat harus siap kembali mengencangkan ikat pinggang seiring rencana kenaikan gas elpiji ukuran 12 kilogram (kg) dan rencana penaikan tariff dasar listrik (TDL) tahun depan.

Salah satu beban yang akan ditanggung masyarakat terkait dengan dampak kenaikan tarif tol ini terhadap kenaikan biaya distribusi yang pada akhirnya akan menaikkan harga barang-barang.

''Meski memiliki dasar UU No.38 tahun 2004 tentang jalan yang memungkinkan operator menaikkan tarif tiap 2 tahun, pemerintah dan DPR harus hati-hati dalam mengambil kebijakan politik atas tarif tol mengingat tarif tol yang identik tarif angkutan. Pada gilirannya akan memengaruhi biaya distribusi dan harga barang. Bahkan juga tarif angkutan penumpang,” ujar Ketua Umum Asosiasi Rekanan Pengadaan Barang dan Distribusi (Ardin) Indonesia Bambang Soesatyo, Minggu (27/9).

Menurut Bambang, bila biaya distribusi via ruas tol terus dinaikan, kenaikan itu tentunya akan dibebankan produsen ke harga barang. Selain membebani konsumen, harga barang produk dalam menjadi tidak kompetitif.

''Dengan kenaikan tarif tol operator angkutan penumpang maupun barang pun sudah berancang-ancang membebani kenaikan tarif tol itu ke penumpang dan penyewa dengan besaran yang bervariasi,” pungkas Bambang.

Elpiji 12 kg
Sementara itu, dengan alasan terus merugi di kisaran Rp3 triliun per tahun, PT Pertamina (Persero) akan menaikkan harga elpiji kemasan 12 kg secara bertahap sebesar Rp100 per kilogramnya mulai Oktober mendatang.

''Rencana kenaikan harga elpiji itu sudah disetujui pemerintah. Kenaikan akan diberlakukan bertahap setiap bulan dengan besaran kenaikan Rp100 per kg setiap bulannya atau Rp1.200 per tabung per bulan. Dengan kenaikan bertahap itu diharapkan tidak terlalu memberatkan konsumen. Rencana kenaikan per bulan tersebut akan dilakukan sampai mencapai harga keekonomiannya,” ujar Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Achmad Faisal.

Sebenarnya, imbuh Faisal, Pertamina mengusulkan kenaikan harga Rp500 per kg per bulan, namun tidak disetujui pemerintah. Saat ini, harga keekonomian elpiji 12 kg tercatat sekitar Rp7.700 per kg, sedangkan harga jual Pertamina ke konsumen Rp5.750 per kg, sehingga BUMN tersebut mesti menanggung kerugian hampir Rp2.000 per kg.

Saat ini harga jual elpiji 12 kg sebesar Rp 69.000 per tabung. Namun harga eceran di tingkat pengguna akhir, terutama rumah tangga, mencapai Rp 73.000 hingga Rp 78.000 per tabung. Diperkirakan dengan kenaikan Rp1.200 per tabung per bulan ini maka harga eceran elpiji diperkirakan akan mancapai Rp 91.000 hingga Rp 100.000 per tabung.

Kenaikan TDL
Mesti dalam tahap wacana, penaikan tarif dasar listrik (TDL) juga sudah diambang mata. Setelah mendapat persetujuan dari parlemen, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero tengah mengkaji empat skenario kenaikan tarif dasar listrik dengan besaran 20%-30%, yang akan diterapkan pada 2010.

"Kita tengah menyiapkan empat skenario kenaikan TDL yang akan diusulkan kepada pemerintah. Skenario kenaikan TDL tersebut berdasarkan golongan pelanggan listrik. Besaran kenaikan yang kita usulkan 20%-30%,'' jelas Direktur Utama PT PLN (Persero) Fahmi Mochtar, usai menghadiri rapat dengar pendapat dengan komisi VII DPR, di Jakarta, Rabu (9/9) lalu.

Kenaikan tersebut, imbuh Fahmi, mencakup semua golongan pelanggan. "Namun kita pertimbangkan supaya kenaikannya tidak memberatkan. Misalnya pelanggan rumah tangga yang kecil itu kenaikannya tidak sampai 20%, kita lihat kemampuan bayar mereka berdasarkan hasil survei. Namun untuk pelanggan bisnis kita akan kenakan tarif di atas 20%," jelas Fahmi.

Salah satu andalan untuk mendongkrak pendapatan, PLN akan memperluas pemberlakuan tarif nonsubsidi pada pelanggan dengan daya 6.600 Volt Ampere ke atas.

"Sebelumnya, untuk pelanggan di atas 6.600 VA dengan pemakaian lebih dari 80% dari rata-rata pemakaian nasional, kita akan kenakan tarif keekonomian. Untuk 2010, kita revisi pemakaian yang lebih besar dari 50% pemakaian rata-rata nasional dikenakan tarif keekonomian," ungkap Fahmi.

Saat ini tarif nonsubsidi pelanggan 6.600 VA ke atas sekitar Rp1.380 per kwh, sedang tarif subsidi hanya sekitar Rp600 per kWh. Sementara, biaya pokok produksi kini masih berada di kisaran Rp1.100 per kilowatt hour (Kwh).

Dengan kenaikan ini, Fahmi berharap bisa menutupi subsidi listrik 2010 yang berada di putuskan panitia anggaran DPR di kisaran Rp35,3 triliun. (Jaz/Ol-5)

http://www.mediaindonesia.com/read/2009/09/09/97467/23/2/Setelah-Tarif-Tol-Elpiji-dan-Listrik-akan-Naik
0 comments:

Post a Comment

Selamat Datang

Blog ini diproyeksikan untuk menjadi media informasi dan database gerakan konsumen Indonesia. Feed-back dari para pengunjung blog sangat diharapkan. Terima kasih.

Followers


Labels

Visitors

You Say...

Recent Posts