Gerakan Konsumen Indonesia
The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing. (Kejahatan hanya bisa terjadi ketika orang baik tidak berbuat apa-apa). ---Edmund Burke

Sistem Pembelajaran di Indonesia Lebih Banyak Teori

Labels:
Saturday, 05 September 2009 17:34

MEDAN - Sistem pembelajaraan di Indonesia dinilai masih lebih banyak menggunakan teori dari pada praktik.

"Masih 60 persen teori dan 40 persen praktik. Ini harus diubah, teori memang perlu tapi praktiknya juga harus seimbang misalnya 50:50," kata pengamat pendidikan dari Universitas Sumatera Utara (USU) Zulnaidi di Medan, sore ini.

Ia mengatakan, seimbangnya antara praktik dengan teori akan memudahkan anak didik untuk lebih cepat memahami isi dari apa yang diajarkan. Selain itu juga dimaksudkan agar anak didik tidak malas dan mau mengerti pelajaran dengan usahanya sendiri.

"Sesuatu yang diperoleh dengan usaha dan praktik langsung di lapangan akan lebih cepat diingat dari pada hanya melalui teori-teori saja," katanya.

Menurut dia, dewasa ini generasi muda cenderung menginginkan sesuatu dengan serba instan. Dengan usaha yang cepat dan gampang ingin sebuah hasil yang besar. Untuk mengatasi hal ini, maka para pengajar di tingkat pendidikan baik sekolah maupun perguruan tinggi diharapkan mampu mengajar dan mentransfer ilmu kepada siswa atau mahasiswa dengan baik.

Dalam proses belajar siswa atau mahasiswa tidak boleh melakukan "copy-paste" apa yang diberikan guru, tapi harus mau aktif juga mencari ilmu dengan cara lain. Misalnya melalui surat kabar atau rajin-rajin ke perpustakaan.

Riandi Indra (37) salah seorang guru di Medan, mengatakan, sistem pembelajaran pada tingkat sekolah masih menggunakan sistem kognitif.

Artinya, peserta didik belum mengetahui apa-apa sebelum diajarkan oleh guru dan setelah diajarkan oleh guru, maka barulah anak didik memperoleh pengetahuan. Namun, cara seperti itu secara perlahan akan ditinggalkan dengan menggunakan sistem pembelajaran yang lebih ektif yakni ada interaktif antara guru dan siswa.

"Tidak boleh hanya teori saja, tapi juga harus ada praktiknya. Jadi sebagai peserta didik ataupun mahasiswa harus memiliki 'literature thinking'. Dimana guru memberikan ide, dan harus membiasakan siswa yang dididiknya mengembangkan ide tersebut," katanya.

Ia mengakui bahwa untuk memplot peserta didik agar mau mengembangkan ide bukanlah suatu hal yang mudah. Apalagi dewasa ini anak-anak sangat dimanjakan dengan aneka permainan (games) hingga membuatnya malas untuk mencari dan berpikir.

"Di sinilah peran pendidik harus mampu menjadi fasilisator dan membiasakan anak didiknya untuk berinteraksi dengan lingkungannya," katanya.
(dat05/ann)

http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=50104:sistem-pembelajaran-di-indonesia-lebih-banyak-teori&catid=14:medan&Itemid=27
0 comments:

Post a Comment

Selamat Datang

Blog ini diproyeksikan untuk menjadi media informasi dan database gerakan konsumen Indonesia. Feed-back dari para pengunjung blog sangat diharapkan. Terima kasih.

Followers


Labels

Visitors

You Say...

Recent Posts