2009-10-19
[JAYAPURA] Sebanyak 12.000 warga di Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak, Pegunungan Tengah Papua kini menderita kelaparan karena gagal panen tanaman umbi-umbian sejak Agustus 2009. Tanaman umbi mati karena hujan es. "Kini mereka dalam keadaan sangat memprihatinkan," ujar Bupati Kabupaten Puncak Simon Alom yang didampingi Kepala Distrik Agandugume Otniel Murib kepada wartawan di Jayapura, Papua, Senin (19/10) siang.
Menurut Simon, bencana kelaparan yang melanda Distrik Agandugume disebabkan gagal panen karena turunnya hujan salju yang mengakibatkan tanaman umbi-umbian yang menjadi makanan pokok masyarakat kering, sehingga tak bisa dikonsumsi.
Dikatakan, saat mengunjungi distrik tersebut yang berpenduduk 12.000 jiwa ternyata kondisi masyarakat memprihatinkan karena masyarakat hanya bertahan hidup dengan mengonsumsi sayur pakis. Distrik tersebut sulit untuk dijangkau dengan transportasi darat. "Salah satu cara untuk menjangkau distrik tersebut hanya melalui udara, yakni mengedrop bahan makanan dari udara. Kalau berjalan kaki dari distrik menuju ibu kota kabupaten ditempuh dalam jangka waktu tiga hari," katanya.
Mencari Solusi
Ditambahkan, kedatangannya ke Jayapura untuk melaporkan kepada pemerintah provinsi ataupun pemerintah pusat guna mencari solusi mengatasi bencara kelaparan tersebut. "Akibat turunnya salju setiap tahun, pasti ubi yang di tanam masyarakat menjadi kering dan tidak bisa dikonsumsi, akibatnya kelaparan. Ini merupakan musiman," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Distrik Agundugume Otniel Murib mengungkapkan sampai saat ini masyarakat menderita kelaparan. Bahan makanan sangat menipis, masyarakat hanya makan sayur pakis untuk bertahan hidup. "Belum ada korban jiwa dalam bencana tersebut, namun masyarakat banyak mengalami penyakit. Kini banyak yang memilih mengungsi untuk menyelamatkan diri. Sementara lebih banyak yang memilih bertahan di distrik, "ujarnya. [154]
http://www.suarapembaruan.com/index.php?detail=News&id=11212
Post a Comment