Senin, 19/10/2009 15:38 WIB
Angga Aliya ZRF - detikFinance
Jakarta - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) masih butuh pendanaan sebesar US$ 490 juta dan Rp 784 miliar untuk pendanaan proyek 10.000 megawatt (MW).
Demikian hal itu dikemukakan oleh Wakil Direktur Utama PLN Rudiantara di kantor Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (16/10/2009).
"Diutamakan kita pinjam dari perbankan saja, karena kalau obligasi lebih mahal," katanya.
Ia mengatakan dari kebutuhan dolar sebanyak US$ 4,9 miliar, sebanyak 90 persennya telah terpenuhi. Sedangkan kebutuhan rupiah telah terpenuhi sebanyak 96 persen dari Rp 19,6 triliun.
Rudiantara mengatakan, perusahaan pelat merah itu telah menjajaki beberapa baik bank di dalam maupun di luar negeri. Salah satunya, Bank Mandiri, BNI, BRI untuk bank BUMN, juga dari Asosiasi Bank Daerah (Asbanda). "Kalau bank swasta ada Bank Mega dan Bank Bukopin," tambahnya.
Sementara itu, beberapa bank luar negeri yang kembali dijajaki oleh BUMN listrik itu antara lain Bank of China, China Exim Bank, dan China Development Bank.
Ia menambahkan, dari 10.000 MW sebanyak 9.500 MW pembangkit sudah ditenderkan di luar transmisi, sementara sisanya masih berjalan. Ia mengharapkan, keseluruhan proyek itu bisa rampung di 2011.
http://www.detikfinance.com/read/2009/10/19/153829/1224279/4/pln-cari-pinjaman-us--490-juta-untuk-10000-mw
Post a Comment