Gerakan Konsumen Indonesia
The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing. (Kejahatan hanya bisa terjadi ketika orang baik tidak berbuat apa-apa). ---Edmund Burke

Perpustakaan Anak Bangsa Eko Cahyono, Kumpulkan 8.000 Pembaca, Kini Siap Tergusur

Kamis, 29 Oktober 2009 | 8:26 WIB

Malang - SURYA- Eko Cahyono bingung bagaimana melanjutkan Perpustakaan Anak Bangsa yang sudah mengoleksi 15.000 buku dan 8.000 pembaca. Si pemilik meminta kembali lahan tempat perpustakaan itu berdiri untuk didirikan bangunan rumah.

Tak sulit mencari lokasi Perpustakaan Anak Bangsa (PAB). Selain lokasinya berada di pinggir Jl Brawijaya Desa Sukopuro Kecamatan Jabung Kabupaten Malang, taman bacaan itu pun sudah sangat dikenal.
Tiba di situ, Surya mendapati sebuah bangunan bambu amat sederhana berukuran 6 m x 9 m. Lantainya beralas karpet merah. ‘Kemewahan’ di situ terlihat dari ribuan buku dan majalah yang dipajang di beberapa rak kayu, juga sederhana. Beberapa bocah sibuk membaca buku.

Seharusnya Eko Cahyono, warga desa setempat yang mendirikan dan mengelola PAB senang, karena peminat bukunya semakin banyak. Namun ia gundah. “Bagaimana tidak? Sebulan lagi, perpustakaan ini harus saya tutup karena pemilik tanah mau membangun rumah,” aku Eko yang mengelola perpustakaan itu sejak 1998 itu, Rabu (28/10).

Bangunan itu ditempatinya sejak 2007 setelah beberapa kali pindah. Kini di pintu perpustakaan ditempeli pengumuman penutupan sebulan lagi yang ditulisnya pada selembar sobekan kalender bekas. Di situ ia minta maaf pada pelanggannya karena tidak bisa melayani. “Ya, selama saya tidak pernah bisa memiliki rumah tetap, memang jadi begini nasib perpustakan saya,” cerita Eko, pria kelahiran Malang, 28 Maret 1980 ini.

Bukannya Eko tak berupaya mencari tempat baru, tetapi mencari kontrakan sangat sulit. Pemprov Jatim memang pernah meninjau tempat itu setelah dikirimi surat keluhan. Lalu datanglah surat dari Biro Administrasi Kemasyarakat Setprov Jatim yang mengatakan tidak ada dana bantuan karena belum dianggarkan di Dokumen Pelaksanaan Anggaran Jatim 2009.

Keluhan pada Bupati Malang pun dijawab dengan arahan supaya Eko mengadu ke Badan Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Malang. Demikian juga dengan janji Wabup Rendra Kresna saat meninjau beberapa waktu lalu. ”Janji tambahan buku dan bangunan tidak terdengar lagi sekarang,” katanya.

Yang lebih memusingkan kepala Eko adalah bagaimana ia harus melayani 8.000 pembaca setianya tanpa bangunan. ”Saya sudah diprotes sana-sini karena sebenarnya saya sudah memberikan kebiasaan membaca pada mereka,” katanya.

Mengenang masa lalu, Eko menuturkan perpustakaan itu bermula dari banyaknya warga yang membaca koleksi majalahnya, sehingga kemudian ia berniat membuka perpustakaan. Dari 300 koleksi awal, perpustakaan itu berkembang dengan 15.000 eksemplar buku dan ribuan anggota.

Sumbangan buku pun terus mengalir dari berbagai pihak, termasuk dari Belanda. Bahkan ada dua unit komputer sumbangan di situ. Namun komputer itu mangkrak karena tidak ada cukup listrik untuk membuatnya menyala. Yang menarik, ia tak mengenal kata buku hilang. ”Yang ada cuma jalan-jalan, nanti juga balik sendiri,” katanya.
Semoga saja, akhirnya gedung juga datang sendiri seperti buku yang sedang jalan-jalan.
SYLVIANITA W

http://www.surya.co.id/2009/10/29/perpustakaan-anak-bangsa-eko-cahyono-kumpulkan-8000-pembaca-kini-siap-tergusur.html
0 comments:

Post a Comment

Selamat Datang

Blog ini diproyeksikan untuk menjadi media informasi dan database gerakan konsumen Indonesia. Feed-back dari para pengunjung blog sangat diharapkan. Terima kasih.

Followers


Labels

Visitors

You Say...

Recent Posts