Sunday, 22 November 2009 07:28
Manado - Kampung Bobo yang terletak di daerah Maasing Kecamatan Tuminting, Manado, Sulawesi Utara adalah salah satu daerah yang mendapat bantuan Program Keluarga Harapan (PKH). Meski demikian, tetap saja kebutuhan mereka belum terpenuhi dari bantuan yang mereka peroleh. Tak jarang diantara mereka terpaksa makan nasi dengan garam agar dapat bertahan hidup. Dana bantuan PKH pun mereka prioritaskan untuk anak-anak mereka agar tetap dapat mengenyam pendidikan.
Dipakai untuk anak sekolah dulu. Untuk kegiatan sekolah anak," ujar Elfi Abas, ketika ditemui di Kampung Bobo, Manado, Sulawesi Utara. Ibu lima orang anak ini menceritakan, pekerjaan suaminya sebagai nelayan membuat mereka tidak memiliki penghasilan yang tetap. Untuk membantu ekonomi keluarganya Elfi dan juga ibu-ibu Kampung Bobo yang lain mengais rezeki dari mengupas bawang dan mengumpulkan barang plastik
Namun demikian, untuk makan sehari-hari mereka juga masih kesulitan. Kita makan ikan kalau ada. Kalau nggak ada kita hutang di warung, telor sama supermie. Kalo hutang sudah tidak bisa kita makan nasi dengan garam," tutur wanita yang mengaku dari sejak lahir tinggal di kampung bobo ini. Kini warga Kampung Bobo berharap agar kualitas hidup mereka dapat meningkat seiring dengan adanya bantuan PKH. Meski sudah dua tahun program tersebut sampai ke mereka, hambatan masih kerap saja dialami.
Bantuan diberikan empat bulan sekali. Tetapi pencairannya lambat. Anak-anak butuh keperluan tapi PKH belum turun," keluh Elfi. Kampung Bobo terletak di pesisir pantai Bobo. Untuk masuk ke dalam kampung ini jangan berharap menemui jalan aspal. Karena jalan ke Kampung Bobo masih berupa tanah. Ketika berjalan di Kampung Bobo, maka kita akan serasa berjalan di pantai. Karena pasir hitam menjadi pijakan warga Kampung Bobo. rri.co.id/dodo
http://www.rri.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=4715:agar-anak-tetap-sekolah-warga-rela-makan-nasi-dengan-garam&catid=162:pendidikan
Post a Comment