Gerakan Konsumen Indonesia
The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing. (Kejahatan hanya bisa terjadi ketika orang baik tidak berbuat apa-apa). ---Edmund Burke

Hemat Listrik dengan Voucher Prabayar, Bunyi Alarm Tanda kWh Menipis

Kamis, 26 Nopember 2009 | 11:04 WIB

Surabaya - Surya- Bukan telepon selular saja, pembayaran listrik kini juga bisa dilakukan dengan sistem prabayar. Mulai 1 Desember nanti, layanan itu sudah bisa dinikmati pelanggan PLN di seluruh daerah di Jawa Timur.

General Manager PT PLN (Persero) Distribusi Jatim M Sulastyo mengatakan, langkah itu merupakan wujud komitmen PLN untuk terus meningkatkan layanan kepada pelanggan. Jumlah tagihan yang tak terkontrol, diakuinya, selama ini menjadi salah satu keluhan pelanggan. Sehingga diharapkan, dengan listrik prabayar ini bisa membantu masyarakat mengendalikan konsumsi listrik.

“Pelanggan juga bisa mendisiplinkan diri sendiri untuk menggunakan listrik sesuai anggaran belanjanya dan menghindari pemborosan,” kata Sulastyo di kantornya, Rabu (25/11).

Layanan prabayar menggunakan voucher token (semacam pulsa), lanjut Sulastyo, bisa dinikmati baik oleh pelanggan baru maupun pelanggan lama khususnya pelanggan bertegangan rendah mulai 900 VA hingga 5.500 VA, dengan cara migrasi dari pascabayar ke prabayar.

Untuk migrasi, pelanggan hanya dikenakan biaya administrasi Rp 5.500. Sementara, penggantian meteran dari meteran listrik pascabayar ke prabayar akan dilakukan PLN tanpa biaya apapun.
“Jika token -kode yang dimasukkan ke meter listrik prabayar- habis, pelanggan bisa memperolehnya di sejumlah loket atau ATM yang telah bekerja sama dengan PLN, di antaranya Kantor Pos, Bank BRI, Bank BNI, Bank Bukopin, serta BPR Karyajatmika Swadana, yang memiliki sekitar 750 loket di Jatim.

Sama halnya seperti saat membeli pulsa isi ulang untuk ponsel, besaran token yang disediakan PLN beragam pilihan nilai, mulai Rp 20.000, Rp 50.000, Rp 100.000, Rp 250.000, Rp 500.000 hingga Rp 1 juta. Jumlah itu bisa disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan untuk beberapa waktu ke depan.
“Nilai token terdiri dari unsur kWh, PPJ dan materai yang memiliki 20 angka sebagai identitas dan tidak memiliki kadaluwarsa,” ungkap Sulastyo
.
Corporate Speaker PT PLN Distribusi Jatim Agus Widayanto menguraikan, untuk bisa menikmati layanan ini, pelanggan bisa mendatangi loket pelayanan PLN terdekat. Bagi pelanggan baru, akan mengikuti prosedur seperti pengajuan sambungan listrik, sedang pelanggan lama tinggal mengisi formulir migrasi, dan tanpa menunggu lama petugas akan melakukan penggantian meter pascabayar ke prabayar.

“Sebelum menggunakan listrik prabayar, pelanggan harus sudah membeli voucher token di loket penjualan. Ingat, nomor serial meter harus sesuai dengan identitas pelanggan agar token kWh bisa digunakan,” ujar Agus.

Pelanggan, lanjutnya, akan mendapatkan 20 digit di struk pembelian token untuk diinputkan melalui keypad yang ada di meter prabayar dan akan terlihat di display meter. Selanjutnya, meter prabayar akan mengecek dan jika nomor token valid, layar meter akan menunjukkan nilai kWh sesuai yang dibeli. Listrik pun bisa digunakan.

Agus mengingatkan, agar pelanggan selalu mengontrol pemakaian dan nilai kredit kWh di meter prabayar agar bisa menghemat atau mengantisipasi ketika sisa kWh tinggal sedikit atau di bawah 20 kWh. Meski begitu, akan ada semacam lampu peringatan yakni perubahan lampu LED menjadi merah atau muncul suara peringatan (buzzer) dari meter prabayar yang mengindikasikan bahwa sisa kWh tinggal sedikit.

“Jika sisa kWh habis, meter akan memadamkan listrik pelanggan. Untuk menghidupkannya, pelanggan harus menginput 20 digit nomor token baru,” ulasnya.

Ditambahkan Agus, sebelum masuk Jatim, listrik prabayar ini sudah pernah diterapkan di Batam, Jabar, dan Bali. Meski baru dikenalkan, Agus menargetkan bisa menggaet sekitar 15.000 pelanggan prabayar di Jatim baik migrasi maupun pelanggan baru hingga akhir tahun ini. Total pelanggan PLN di Jatim sendiri, hingga kini mencapai 7,1 juta pelanggan.

Berbeda dengan perhitungan bagi pelanggan pascabayar, pelanggan prabayar tak dikenakan biaya beban. “Untuk perhitungannya jika pelanggan prabayar yang memakai 900 VA per kWh-nya dikenakan Rp 602, untuk 1.300 VA dikenakan Rp 663 per kWh dan 2.500 VA dikenakan Rp 666 per kWh,” imbuh Agus. dio

http://www.surya.co.id/2009/11/26/hemat-listrik-dengan-voucher-prabayar-bunyi-alarm-tanda-kwh-menipis.html
0 comments:

Post a Comment

Selamat Datang

Blog ini diproyeksikan untuk menjadi media informasi dan database gerakan konsumen Indonesia. Feed-back dari para pengunjung blog sangat diharapkan. Terima kasih.

Followers


Labels

Visitors

You Say...

Recent Posts