Gerakan Konsumen Indonesia
The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing. (Kejahatan hanya bisa terjadi ketika orang baik tidak berbuat apa-apa). ---Edmund Burke

Lagi, PLTU Panau Ancam Tutup

Sabtu, 21 November 2009

Mengaku Alami Kerugian Rp83 M

PALU – Kondisi listrik kembali bakal mengalami pemadaman ekstrim. Hal ini, menyusul dengan Kondisi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Panau, kian ‘sekarat’ dan kembali mengeluarkan ancamannya bakal gulung tikar. Ancaman kali ini, tampaknya lebih “serius” daripada ancaman-ancaman sebelumnya, karena kali ini ancaman akan tutup, langsung dari Jakarta.

“Nyawa” PLTU dipastikan tinggal hitungan belasan hari. Berdasarkan surat PT Pusaka Jaya Palu Power (PJPP) perusahaan pengelola PLTU Panau, yang dilayangkan kepada Gubernur Provinsi Sulteng, menyatakan kemampuan PT PJPP untuk membiayai pengoperasian PLTU, hanya sampai 3 Desember 2009 mendatang.

Dalam surat bernomor 302/XI/PJPP/2009 yang ditandatangani kuasa direksi PT PJPP Albert WU tertulis, PT PJPP telah mengalami kerugian mencapai Rp83 miliar lebih, sejak beroperasinya PLTU sejak 2007 lalu hingga 31 Oktober 2009. PT PJPP, saat ini juga memunyai utang kepada supplier batubara dan pemilik tongkang. Jumlahnya tidak sedikit, yakni mencapai Rp33 miliar lebih.

Dalam surat tersebut juga disebutkan, bahwa kondisi PLTU semakin ‘sekarat’ akibat belum adanya kepastian PT PLN merealisasikan pembayaran kenaikan harga komponen C PLTU, yang telah disetujui sejak 17 Maret 2009 lalu. Akibat belum adanya kepastian tersebut, para supplier dan pemilik tongkang kini menghentikan pengiriman batu bara ke PLTU Panau, dikarenakan pembayaran utang yang tidak ada kejelasannya.

Imbas dari penghentian pengiriman batu bara tersebut, maka beroperasinya PLTU Panau kini tergantung dari sisa stock batu bara yang ada saat ini, yang diperkirakan hingga 3 Desember 2009.

Pemkot melalui Walikota Palu H Rusdy Mastura sebagai salah satu pemilik saham PLTU, mengakui kondisi kritis yang dialami PT PJPP, seperti tertuang dalam surat tersebut. Menurut walikota Rusdi, kondisi tersebut telah dilaporkan kepada Gubernur Sulteng.

“Surat dari PT PJPP itu telah diserahkan kepada Pak Gubernur. Mau diapa, tidak ada lagi anggaran untuk membiayai pengoperasian PLTU. Stok batu bara yang ada saat ini, hanya sampai tanggal 3 Desember,” tandasnya.

Walikota mengungkapkan, jika PLTU Panau tutup, maka daya yang selama ini dikeluarkan PLTU untuk membantu menutupi kebutuhan daya masyarakat Kota Palu dan sekitarnya, dipastikan hilang setengah dari kebutuhan daya saat beban puncak di Kota Palu yang mencapai 51 MW.

“Beban puncak sekarang sekitar 51 MW, semantara daya yang dikeluarkan PLTU sekitar 25 MW. Kalau PLTU tutup, maka daya akan kurang setengah. Kalau setengah daya tidak ada, jelas pemadaman listrik akan terus terjadi,” pungkasnya.(dit)

http://www.radarsulteng.com/berita/index.asp?Berita=Utama&id=60322
0 comments:

Post a Comment

Selamat Datang

Blog ini diproyeksikan untuk menjadi media informasi dan database gerakan konsumen Indonesia. Feed-back dari para pengunjung blog sangat diharapkan. Terima kasih.

Followers


Labels

Visitors

You Say...

Recent Posts