Gerakan Konsumen Indonesia
The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing. (Kejahatan hanya bisa terjadi ketika orang baik tidak berbuat apa-apa). ---Edmund Burke

Layanan Tiada Henti Dengan Hati

Kamis, 26/11/2009 08:10

Advertorial - detikNews

Jakarta - Dengan prinsip layanan 'awal bil awal, akhir bil akhir', pemberangkatan jamaah calon haji (Calhaj) ke Tanah Suci tahun 2009 semakin rapi. Kelompok terbang (kloter) terakhir pemberangkatan calon haji Gelombang II dari Tanah Air menuju Tanah Suci telah tuntas terlaksana pada 21 November 2009. Pemberangkatan sesuai dengan jadwal Rencana Operasional Penyelenggaraan Ibadah Haji tahun 1430 H/2009 M Departemen Agama RI.

Diharapkan, pemulangan haji juga sesuai dengan rencana operasional. "Adalah takabur namanya, kalau pada musim haji tahun ini tidak ada problem. Yang bisa kami lakukan adalah meminimalisir problem di lapangan," urai Menteri Agama RI, Drs. H. Suryadharma Ali, MSi dalam acara Chief Editor Gathering yang digelar di Jakarta sehari sebelum kloter terakhir diberangkatkan.

Menurut Menag RI, setiap penyelenggaraan haji selalu memiliki persoalan tersendiri. Penyelenggaraan ibadah haji yang dalam pelaksanaan melibatkan lintas departemen itu ada terdapat tiga persoalan pokok, yakni transportasi, pemondokan dan katering.

Selama ini, sorotan transportasi haji dibagi dalam dua persoalan. Pertama, transportasi antar negara Indonesia-Saudi pergi pulang (pp), kedua, transportasi antar kota: Jeddah, Madinah-Makkah, Makkah-Armina (Arafah-Muzdalifah-Mina), serta dari pemondokan ke Masjidil Haram Makkah.

Dijelaskan Menag Suryadharma Ali, transportasi udara jemaah haji tahun 2009 dilaksanakan oleh dua perusahaan (maskapai) penerbangan, yakni masing-masing Garuda Indonesia sebanyak 302 kloter yang mengangkut 114.094 orang (59%) dan Saudi Arabia Airline sebanyak 176 kloter mengangkut 78.741 orang (41%). Jumlah tersebut sudah termasuk petugas haji.

Jadwal penerbangan didasarkan perolehan slot time dari Airport Autority Arab Saudi, yang rata-rata setiap hari sebanyak 260 penerbangan seluruh dunia. Indonesia memperoleh slot penerbangan rata-rata 22 penerbangan per hari. "Demi ketertiban, efisiensi waktu dan agar tidak terjadi delay melebihi wukuf, maka penerbangan haji tidak boleh mengangkut penumpang lain, termasuk kargo," tandas Menag.

Masih terkait dengan problem transportasi selama berhaji, persoalan transportasi antar kota di Saudi pun telah diantisipasi. Bahkan Menag RI pun meninjau langsung ke Saudi mendahului pemberangkatan kloter terakhir (Gel II). Menurut Sekretaris Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Departemen Agama, Drs. H.M.A.Ghafur Djawahir, transportasi antar kota perhajian di Saudi Arabia, Jeddah-Madinah-Mekkah dan Arafah-Mudzalifah-Mina, dilaksanakan oleh pemerintah Arab Saudi (Naqobah). Transportasi dari pemon-dokan menuju Masjidil Haram (pp) bagi jemaah yang tinggal lebih dari 2 km dari Masjidil Haram (Ring II) diserahkan pada Muassasah Asia Tenggara.

Bagi jemaah haji yang menempati pemondokan dalam wilayah Ring II di Mekkah (sebanyak 143.603 jemaah atau 72.9% ) disediakan fasilitas transportasi dari pemondokan ke Masjidil Haram dan sebaliknya. Biayanya dibebankan dalam kompoenen indirect cost BPIH. Pelaksanaan transportasi tersebut akan dikendalikan langsung oleh Sektor Khusus. Sedangkan penyiapannya dilakukan oleh Tim Penyiapan Angkutan Jemaah haji Indonesia di Makkah tahun 1430H/2009 H. Tim tersebut melibatkan tenaga ahli transportasi darat dari Ditjen Perhubungan Darat, Dephub.

Operasional penyelenggaraan ibadah haji selama di Arab Saudi merupakan lanjutan dari persiapan yang dilakukan di Tanah Air. Pelaksanaan kegiatan di Saudi tidak dapat dipisahkan dari kebijakan pemerintah Arab Saudi. Fokus perhatian pemerintah Saudi pada penyelenggaraan ibadah haji tahun ini masih pada seputar perluasan wilayah Jamarat, perluasan wilayah Masjidil Haram dan penataan fasilitas Bandara King Abdul Aziz International Airport (KAAIA) Jeddah yang berstandar internasional. Sedangkan pemerintah Indonesia berkonsentrasi pada peningkatan penyewaan pemondokan jemaah, transportasi dari dan ke Masjidil Haram serta kualitas katering dengan sistem prasmanan.

PPIH pun tidak henti-hentinya mengingatkan para jemaah. Pada saat menjelang wukuf di Arafah akan terjadi konsentrasi penumpukan jemaah. Karena itu, transportasi darat juga akan terhambat ketika memasuki wilayah Mekkah. Selain itu jemaah juga diingatkan, dalam upaya perlindungan kepada jemaah haji saat pelontaran jumroh, para jemaah harus berpedoman pada jadwal yang ditetapkan pemerintah Arab Saudi.

Operasional pemberangkatan dan pemulangan jemaah haji regular tahun 2009 dilakukan selama 30 hari dengan masa tinggal jemaah di Arab Saudi tidak melebihi dari 41 hari. Pemberangkatan dan pemulangan jemaah melalui sebelas (11) Embarkasi/Debarkasi yakni, Banda Aceh, Medan, Batam, Padang, Palembang, Jakarta, Solo, Surabaya, Banjarmasin, Balikpapan dan Makasar. Selain itu terdapat dua Embarkasi Antara yakni Mataram dan Gorontalo.

Pemberangkatan kloter pertama pada 23 Oktober 2009 dan kloter terakhir (Gelombang II) pada 21 November 2009. Sedangkan pemulangan kloter pertama (Gelombang I) direncanakan pada 2 Desember 2009 dan pemulangan kloter terakhir (Gel. II) pada 31 Desember 2009.
Pelaksanann pemberangkatan kloter Gel. I yang berlangsung selama 15 hari sebagian jemaah mendarat di Madinah. Mereka adalah yang diberangkatkan dari Embarkasi Medan, Batam, Jakarta dan Surabaya. Sedangkan sisanya mendarat di Jeddah. Pada Gel. II yang juga berlangsung selama 15 hari, jemaah datang dari seluruh Embarkasi dan mendarat di Jeddah.
Pada Gel. I, pemulangan jemaah melalui Jeddah. Gel. II sebagian jemaah dipulangkan dari Madinah, yaitu jemaah yang diberangkatkan pada Gel. II dari Embarkasi Medan, Batan, Jakarta dan Surabaya. Selebihnya dipulangkan melalui Jeddah.

Operasional pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji menjadi tanggungjawab Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Embarkasi yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal PHU, dengan personil terdiri dari unsur Departemen Agama, Departemen Perhubungan, Imigrasi, Bea Cukai, Departemen Kesehatan, dan instansi terkait lainnya. Seluruh pengawasan dan pengendalian operasional dilakukan oleh PPIH Pusat.

Bagi jemaah yang sakit dan belum dapat dipulangkan pada masa operasional, akan dipulangkan ke Tanah Air setelah sembuh. Pemulangan mereka menjadi tanggung jawab maskapai penerbangan.

Dengan layanan sistem transportasi haji yang makin rapi, diharapkan para jemaah pun bisa khusyuk menjalankan ibadah, sehingga mereka menjadi haji yang mabrur.

(Sumber: Ditjen PHU Depag RI) (adv/adv)

http://www.detiknews.com/read/2009/11/26/081052/1249057/727/layanan-tiada-henti-dengan-hati?991102605
0 comments:

Post a Comment

Selamat Datang

Blog ini diproyeksikan untuk menjadi media informasi dan database gerakan konsumen Indonesia. Feed-back dari para pengunjung blog sangat diharapkan. Terima kasih.

Followers


Labels

Visitors

You Say...

Recent Posts