Gerakan Konsumen Indonesia
The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing. (Kejahatan hanya bisa terjadi ketika orang baik tidak berbuat apa-apa). ---Edmund Burke

Penutup Saluran Air Tersumbat Sampah, Kawasan Tengah Surabaya Banjir

[ Sabtu, 28 November 2009 ]

SURABAYA - Hujan dan banjir memang ''sepasang sejoli'' yang tak pernah absen mengunjungi Surabaya saat tak lagi kemarau. Itu kembali terjadi kemarin. Sejumlah tempat di pusat kota tergenang air. Tingginya bervariasi. Mulai sebatas mata kaki hingga sedengkul orang dewasa.

Daerah yang kemarin ''tenggelam'' misalnya Basuki Rahmat, Kaliasin, Tegalsari, Panglima Sudirman, atau Embong Sawo. Di selatan, Margorejo ikut-ikutan banjir. Sedangkan di kawasan timur, Jalan Sulawesi dan viaduk Gubeng juga tergenang.

Karena itu, pemandangan khas Surabaya di musim hujan pun menjadi jamak. Motor-motor mogok, orang-orang menggulung celana hingga selutut sambil berlari-lari kecil. Sebagian lagi terlihat mengeruk-ngeruk sampah di tepi jalan. Itu dilakukan Slamet, warga Kaliasin III. Menurut dia, setiap hujan wilayahnya selalu banjir. Katanya, itu diakibatkan sampah yang menyumbat saluran air.

Itu diamini oleh Kepala Dinas Bina Marga dan Pematusan (DBMP) Sri Mulyono. Menurut dia, kawasan tengah kota itu tergenang air karena penutup saluran air tersumbat kotoran. ''Waktu dibersihkan, air langsung mengalir dan genangan surut,'' ungkapnya. Dia pun menggaransi, bahwa banjir di Basuki Rahmat dan sekitarnya tersebut tidak diakibatkan saluran yang bermasalah atau rumah pompa di Jalan Kenari yang ngadat. ''Semuanya lancar. Itu murni masalah sampah di tutup saluran,'' ujar Sri Mulyono.

Dia pun mengatakan bahwa Surabaya memang ''ditakdirkan'' tak bisa bebas dari banjir. Sebab, 60 persen kawasannya terletak di bahwa permukaan air laut. Paling banter yang bisa dilakukan pemkot adalah mengurangi tinggi dan lama genangan air.

Hasil evaluasi dinasnya, daerah-daerah di wilayah timur sebenarnya sudah mulai ada perubahan. Genangan yang ada di sekitar Tambak Sari hingga Kedung Cowek sudah banyak terkurangi. Termasuk juga daerah barat, yaitu Mayjen Sungkono. "Di Mayjen Sungkono, saluran dan pompa air sudah tidak ada masalah. Saya jamin tinggi genangan turun dari tahun lalu," ucapnya.

Soal genangan air di Jalan Sulawesi, Sri Mulyono mengatakan bahwa jalan itu memang lebih rendah setengah meter ketimbang Jalan Kertajaya. Lalu, untuk genangan di kawasan Stasiun Gubeng, Sri Mulyono mengatakan bahwa itu karena proyek pembangunan saluran dan pedestrian di dekat stasiun Gubeng masih belum tuntas. ''Tutup saluran tepinya memang belum terpasang. Beberapa juga masih dipasang boksnya. Jadi kerja drainasenya belum sempurna," paparnya. Sri Mulyono pun berjanji akan segera menyelesaikan proyek tersebut. (edw/win/nur/dim/gun/dos)

http://www.jawapos.com/
0 comments:

Post a Comment

Selamat Datang

Blog ini diproyeksikan untuk menjadi media informasi dan database gerakan konsumen Indonesia. Feed-back dari para pengunjung blog sangat diharapkan. Terima kasih.

Followers


Labels

Visitors

You Say...

Recent Posts