Gerakan Konsumen Indonesia
The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing. (Kejahatan hanya bisa terjadi ketika orang baik tidak berbuat apa-apa). ---Edmund Burke

Televisi Picu Perilaku Agresif Anak

Jum'at, 06 November 2009 | 22:28 WIB

TEMPO Interaktif, New York - Orang tua kerap menyodorkan televisi untuk mengalihkan perhatian anaknya yang rewel. Namun, sebuah laporan dalam jurnal Archives of Pediatrics & Adolescent Medicine terbaru menunjukkan bahwa terus-menerus menonton televisi berisiko meningkatkan perilaku agresif pada bocah berusia 3 tahun.

"Agresi pada balita dapat menjadi masalah bagi orang tua, guru, dan teman-teman sebayanya serta terkadang dapat menjadi sinyal bagi masalah perilaku yang lebih serius berikutnya, semisal kenakalan remaja, kekerasan, dan perilaku kriminal," kata Jennifer A. Manganello, ilmuwan dari University at Albany, State University of New York, Rensselaer.

Berbagai faktor prediktif agresi balita telah dipelajari, termasuk gaya disiplin orang tua, keamanan lingkungan, dan paparan terhadap media. "Setelah musik, televisi adalah media yang paling banyak diekspos pada anak usia 0 sampai 3 tahun," kata Manganello.

Meski American Academy of Pediatrics merekomendasikan agar orang tua tidak membiarkan anak di bawah usia 2 tahun menonton televisi, berbagai studi menunjukkan adanya penggunaan televisi secara konsisten pada kelompok usia itu.

Dalam studinya, Manganello bersama Catherine A. Taylor dari Tulane University School of Public Health and Tropical Medicine, New Orleans, menganalisis data dari 3.128 ibu yang memiliki anak yang lahir pada 1998 sampai 2000 di 20 kota besar Amerika untuk memeriksa asosiasi paparan televisi dengan perilaku agresif pada anak. Orang tua diwawancara pada saat anak lahir serta saat anak berusia 1 dan 3 tahun.

Ketika menginjak usia 3 tahun, mereka diminta melaporkan waktu yang dihabiskan anak-anak itu di depan televisi, baik siaran anak maupun keluarga setiap hari. Sekitar dua pertiga (65 persen) ibu melaporkan anak mereka yang berusia 3 tahun menonton televisi lebih dari 2 jam setiap hari. Selain siaran televisi anak itu, rata-rata anak-anak terekspos televisi keluarga sekitar 5,2 jam per hari.

Studi menunjukkan, paparan televisi anak secara langsung maupun televisi keluarga berasosiasi pada agresi anak secara signifikan. "Satu penjelasan yang dapat menghubungkan televisi dengan agresi melibatkan lingkungan pengasuhan," kata Manganello.

Rumah tangga dengan penggunaan televisi yang lebih tinggi kemungkinan besar juga tak terlalu membatasi kebiasaan menonton anak-anak mereka. Meningkatnya penggunaan televisi keluarga ada kemungkinan juga mempengaruhi rutinitas harian keluarga tersebut, seperti pola komunikasi dan makan, serta mengurangi waktu untuk aktivitas lain.

TJANDRA DEWI | SCIENCEDAILY

http://www.tempointeraktif.com/hg/sains/2009/11/06/brk,20091106-206909,id.html
1 comments:

PERILAKU AGRESIF PADA ANAK BISA JADI TERPICU OLEH ADEGAN KEKERASAN YANG TERTAMPIL PADA ACARA TELEVISI.
SELAIN ITU, MENONTON TELEVISI DENGAN INTENSITAS SERING SANGAT BERESIKO APALAGI PADA ANAK USIA BATITA. KARENA TELEVISI TIDAK MEMBUTUHKAN RESPON, TIDAK ADA HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA TELEVISI DENGAN ANAK. HAL TERSEBUT DAPAT BERPENGARUH PADA TINGKAT PERKEMBANGAN BAHASA ANAK. KEMAMPUAN BICARA ANAK AKAN TERHAMBAT, SEHINGGA AKAN MENGALAMI KETERLAMBATAN BICARA.
TERIMAKASIH.


Post a Comment

Selamat Datang

Blog ini diproyeksikan untuk menjadi media informasi dan database gerakan konsumen Indonesia. Feed-back dari para pengunjung blog sangat diharapkan. Terima kasih.

Followers


Labels

Visitors

You Say...

Recent Posts