Rabu, 30 Desember 2009 | 08:29 WIB
TEMPO Interaktif, Sidoarjo - Kepala sekolah di Kabupaten Sidoarjo mengeluhkan minimnya anggaran biaya operasional sekolah. Menurut mereka dana bantuan operasional sekolah tak mencukupi untuk memenuhi seluruh biaya pendidikan. Akibat keterbatasan dana ini sejumlah program kegiatan seperti ekstra kurikuler dan kegiatan intra sekolah lain dihentikan. "Kreatifitas siswa terganggu," kata ketua Majelis Kepala Sekolah SMP Sidoarjo, Ahmad Afani, Rabu (30/12).
Sedangkan, sekolah juga tak bisa memungut biaya pendidikan kepada orang tua. Lantaran pemerintah menjamin pendidikan dasar mulai SD hingga SMP bebas biaya alias gratis. Selain itu, kepala sekolah juga khawatir dengan ancaman pidana jika pungutan pendidikan tanpa dasar hukum yang kuat. Untuk itu, mereka meminta agar pendidikan operasional sekolah ditingkatkan.
Biaya operasional sekolah yang didanai melalui anggaran pendapatan dan belanja darah (APBD) Kabupaten Sidoarjo untuk siswa SD sebesar Rp 7.500 per siswa dan Rp 15 ribu untuk siswa SMP. Pada rancangan APBD 2010 ini, Dinas Pendidikan mengajukan penambahan biaya operasional sekolah, siswa SD meningkat menjadi Rp 15 ribu dan siswa SMP naik menjadi Rp 25 ribu.
"Anggaran dinaikkan agar guru lebih fokus mendidik," kata kepala tata usaha Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo, Ahmad Zaini. Jika anggaran tak dinaikkan dikhawatirkan akan mempengaruhi kualitas pendidikan di Kabupaten Sidoarjo. Untuk itu, ia meminta agar usulan kenaikan biaya operasional sekolah ini dipertimbangkan demi kelangsungan pendidikan.
Anggota komisi kesejahteraan rakyat dewan perwakilan rakyat daerah Kabupaten Sidoarjo, Mashuri mengatakan biaya operasional sekolah tak ada kenaikan. Alasannya, sebagaian dana tersedot untuk kepentingan pemilihan kepala daerah pada 2010 mendatang. "Anggaran terbatas, mungkin tahun depan biaya pendidikan sekolah dinaikkan sesuai kebutuhan," katanya.
EKO WIDIANTO
http://www.tempointeraktif.com/hg/pendidikan/2009/12/30/brk,20091230-216311,id.html
Post a Comment